ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARI’AH TERHADAP AKAD DALAM TRADISI POLEAN PADA ACARA PERNIKAHAN DI DESA SUMBERLESUNG KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

Fikri, Mohammad (2025) ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARI’AH TERHADAP AKAD DALAM TRADISI POLEAN PADA ACARA PERNIKAHAN DI DESA SUMBERLESUNG KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER. Undergraduate thesis, UIN KHAS JEMBER.

[img] Text
Mohammad Fikri.pdf

Download (4MB)

Abstract

Mohammad Fikri, 2025: Analisis Hukum Ekonomi Syari’ah Terhadap Akad Dalam Tradisi Polean Pada Acara Pernikahan Di Desa Sumberlesung Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.

Keyword: Tradisi polean, Hukum Ekonomi Syari’ah, akad

Tradisi polean dipandang sebagai bentuk solidaritas dan implementasi prinsip ta'awun (tolong-menolong) yang diajarkan dalam Islam. Namun, adanya harapan timbal balik dalam tradisi ini sering kali menimbulkan tekanan sosial, terutama bagi pihak yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Pelaksanaan Tradisi Polean Dalam Acara Resepsi Pernikahan Di Desa Sumberlesung Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember? 2)Bagaimana Analisis Hukum Ekonomi Syari’ah pada Akad dalam Tradisi Polean di Desa Sumberlesung?
Tujuan dari penlitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui, mendeskripsikan tradisi polean dalam acara pernikahan di Desa Sumberlesung Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember 2) Untuk menganalisis pelaksanaan akad dalam tradisi Polean di Desa Sumberlesung berdasarkan perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah.
Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris, yaitu pendekatan yang mengkaji penerapan kaidah-kaidah hukum dalam praktik sosial masyarakat. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam dengan informan terkait, serta dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan metode triangulasi sumber.
Pelaksanaan tradisi Polean di Desa Sumberlesung yang terdiri atas dua metode: arisan kado dan sumbangan di hari H pernikahan. Arisan kado dilakukan oleh warga Dusun Lao’ secara kolektif melalui sistem terstruktur dan dicatat oleh ketua arisan, sedangkan sumbangan di hari H diberikan langsung tanpa ketentuan pasti mengenai jenis atau jumlahnya. Tradisi ini tumbuh dari semangat gotong royong, namun berdasarkan analisis fikih muamalah dan kaidah fiqih, praktik tersebut tidak sepenuhnya merupakan akad hibah atau tabarru’, karena adanya pencatatan dan harapan pengembalian sumbangan. Hal ini menunjukkan ciri akad mu’awadah, khususnya akad qardh, yaitu pinjaman sosial yang secara tidak langsung diharapkan untuk dibalas di kemudian hari.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180101 Aboriginal and Torres Strait Islander Law
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Islam
Depositing User: mohammad fikti As'ad
Date Deposited: 10 Jul 2025 08:37
Last Modified: 10 Jul 2025 08:37
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/48126

Actions (login required)

View Item View Item