NILAI-NILAI TAWASSUL DAN TABARRUK DALAM TRADISI KIRAB PUSAKA MBAH WALIYAH ZAINAB DIPONGGO BAWEAN

Sajidah, Mentari lis (2025) NILAI-NILAI TAWASSUL DAN TABARRUK DALAM TRADISI KIRAB PUSAKA MBAH WALIYAH ZAINAB DIPONGGO BAWEAN. Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Mentari lis sajidah - 212104010013.pdf

Download (1MB)

Abstract

Kata Kunci: Kirab Pusaka, Tabarruk, Living Qur’an.

Penelitian skripsi ini membahas tentang nilai-nilai ayat tabarruk dalam tradisi kirab pusaka Mbah Waliyah Zainab yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Diponggo, Pulau Bawean.Tradisi keagamaan berbasis lokal sering kali dianggap sebagai bentuk kearifan budaya yang sarat makna spiritual. Salah satu tradisi tersebut adalah kirab pusaka Mbah Waliyah Zainab yang dilakukan oleh masyarakat Desa Diponggo, Pulau Bawean. Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian budaya Islam Nusantara, tetapi juga mencerminkan praktik tabarruk, yaitu mencari keberkahan dari Allah melalui wasilah tokoh saleh. Mbah Waliyah Zainab dikenal sebagai tokoh perempuan penyebar Islam, dan pusaka yang dibawa dalam kirab dimaknai bukan sebagai benda sakti, melainkan simbol keteladanan dan perjuangan dakwah.
Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis dua hal pokok, yaitu: (1) bagaimana pelaksanaan tradisi kirab pusaka Mbah Waliyah Zainab dijalankan oleh masyarakat Diponggo, Pulau Bawean, serta (2) bagaimana masyarakat setempat memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai tawassul dan tabarruk dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini berupaya menggali secara mendalam makna dan praktik keagamaan yang melekat dalam tradisi lokal, serta sejauh mana pemahaman masyarakat terhadap keberkahan (barakah) dipraktikkan sesuai dengan nilai-nilai tauhid.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui teknik observasi lapangan, wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, pemangku adat, dan pelaku tradisi, serta dokumentasi terhadap rangkaian prosesi kirab. Pendekatan yang digunakan adalah Living Qur’an, yang bertujuan untuk melihat bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya dipahami secara tekstual, tetapi juga dihidupkan secara praksis dalam kebudayaan dan tradisi masyarakat. Selain itu, digunakan teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann sebagai pisau analisis untuk menjelaskan bagaimana praktik keagamaan dalam bentuk tradisi dibentuk, dilembagakan, dan diwariskan secara turun-temurun melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tradisi kirab pusaka Mbah Waliyah Zainab di Desa Diponggo masih dijalankan secara khidmat dan terstruktur, dimulai dari ziarah makam hingga arak-arakan pusaka. Benda pusaka dipahami bukan sebagai benda sakti, melainkan simbol perjuangan dakwah. (2) Masyarakat memaknai pusaka sebagai wasilah untuk tabarruk, dengan keyakinan bahwa keberkahan hanya dari Allah. Tradisi ini menguatkan nilai solidaritas, gotong royong, dan diwariskan kepada generasi muda. Pemahaman ini didukung oleh QS. Yusuf: 98 dan QS. Al-Mā’idah: 35 yang menegaskan pentingnya wasilah dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: ms Mentari Lis Sajidah
Date Deposited: 30 Oct 2025 08:49
Last Modified: 30 Oct 2025 08:49
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/49064

Actions (login required)

View Item View Item