Alva Zuhri, Ayyu Ammira (2025) Pandangan Sayyid Quṭb Atas Qs. Al-Shūrā: 39-43 Dan Relevansinya Terhadap Isu Eksploitasi Manusia. Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
|
Text
AYYU AMMIRA ALVA ZUHRI 222104010044.pdf Download (1MB) |
Abstract
Kata Kunci: Sayyid Quṭb, QS. Al-Shūrā: 39-43, Eksplotasi Manusia.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya praktik eksploitasi manusia terutama di Indonesia, yang menunjukkan adanya ketidakadilan, penyalahgunaan kekuasaan, dan hilangnya martabat dari para korban. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah kasus Orietal Circus Indonesia (OCI), yang mengungkapkan kepada publik mengenai kerentanan terhadap eksploitasi serta reaksi emosional berupa pemaafan yang justru mendatangkan rasa empati publik. Dalam konteks ini, analisis Sayyid Quṭb terhadap QS. Al-Shūrā: 39-43 dalam fī Ẓilāl al-Qur’ān dianggap penting untuk ditelaah, karena interpretasinya kaya akan ide perlawanan terhadap ketidakadilan, dan penghormatan terhadap manusia.
Penelitian ini diarahkan untuk menjawab 1) Bagaimana Sayyid Quṭb menafsirkan QS. Al-Shūrā: 39-43 dalam Fī Ẓilāl al-Qur’ān? 2) Sejauh mana penafsiran tersebut memiliki relevansi dalam memahami praktik eksploitasi manusia yang masih berlangsung di Indonesia?. Melalui pembacaan yang mengaitkan tafsir Sayyid Quṭb dengan konteks sosial kontemporer, penelitian ini bertujuan menjelaskan konstruksi pemikiran Sayyid Quṭb mengenai keadilan dan perlawanan terhadap kezaliman, sekaligus menunjukkan bagaimana gagasan tersebut dapat berfungsi sebagai kerangka normatif dan analitis untuk membaca serta memahami dinamika eksploitasi manusia saat ini.
Metode yang diterapkan dalam studi ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutik filosofis yang digagas oleh Hans-Georg Gadamer. Ide yang ditegaskan dalam pendekatan tersebut yaitu fusion of horizons untuk menyatukan dua pemahaman yakni konteks sejarah, pengalaman, dan situasi politik yang mempengaruhi perspektif Sayyid Quṭb saat menafsirkan QS. Al-Shūrā: 39-43, serta kondisi sosial di Indonesia yang dipenuhi dengan berbagai bentuk eksploitasi manusia, termasuk dalam kasus OCI.
Hasil studi menunjukkan bahwa Sayyid Quṭb memahami ayat-ayat tersebut sebagai pedoman moral untuk menolak ketidakadilan. Bagi Sayyid Quṭb, melawan penindasan merupakan cara menjaga martabat, sementara memaafkan bernilai apabila membawa manfaat. Penafsirannya dipengaruhi pengalaman hidup dalam tekanan politik, sehingga menekankan keadilan sosial. Keterkaitan pemikirannya dengan kasus OCI terlihat dari keselarasan nilai keadilan, pemulihan martabat, dan pilihan moral antara membela diri atau memaafkan sebagaimana dialami para korban. Penelitian ini menegaskan bahwa gagasan Sayyid Quṭb dalam tafsir Fī Ẓilāl al-Qur’ān tetap relevan untuk memahami eksploitasi manusia masa kini.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2203 Philosophy > 220307 Hermeneutic and Critical Theory 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
| Depositing User: | Elis Safitri |
| Date Deposited: | 22 Dec 2025 08:06 |
| Last Modified: | 22 Dec 2025 08:06 |
| URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/50558 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
