Mahmudi, Thoriqun Nuril (2025) HADIS HADIS PERKATAAN LAGHW (STUDI HADIS TEMATIK). Undergraduate thesis, UIN K.H. Achmad Siddiq Jember.
|
Text
Thoriqun Nuril Mahmudi_211104020002.pdf Download (4MB) |
Abstract
Pergaulan remaja masa kini tidak lepas dari kebiasaan berkomunikasi yang cenderung santai dan bebas, termasuk dalam penggunaan bahasa sehari-hari, seperti “anjay,” “anjir,” dan variannya, yang merupakan bentuk plesetan dari kata kasar “anjing.” Ucapan seperti ini dikategorikan kedalam ungkapan laghw, yaitu perkataan atau perbuatan sia-sia yang tidak memiliki nilai manfaat, bahkan bisa berdampak negatif bagi diri sendiri maupun orang lain. Islam melalui Al-Qur’an dan hadis secara tegas mengajarkan pentingnya menjaga lisan, karena ucapan yang tidak terkontrol dapat merusak akhlak, hubungan sosial, dan kualitas keimanan.
Terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu; 1.) Bagaimana konsep hadis perkataan laghw? 2.) Bagaimana kontekstualisasi nilai-nilai hadis perkataan laghw dalam membentuk pergaulan yang lebih etis?
Tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua, diantaranya: 1.) Menggali dan memahami konsep laghw dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW 2.) mengetahui kontektualisasi nilai-nilai hadis perkataan laghw yang dapat diterapkan dalam membentuk pergaulan yang lebih etis.
Penelitian dilakukan melalui pendekatan studi pustaka (library research) dan metode tematik (maudhu’i) dengan menganalisis hadis-hadis yang berhubungan dengan perkataan laghw. Untuk memperdalam analisis, digunakan teori hermeneutika Syuhudi Ismail, yang menekankan pentingnya pemahaman hadis secara kontekstual, meliputi aspek historis, sosial, linguistik, dan situasional.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah 1)Konsep hadis tentang perkataan laghw sebagaimana hadis Nabi dalam kitab Shahih Bukhari No. 6018. Dalam hadis tersebut kita diajarkan untuk berkata hal yang baik jika tidak maka lebih baik diam dari pada menimbulkan mudarat seperti ucapan “anjay” beserta plesetan lainnya. Begitu pula dengan hal yang mencakup bentuk perkataan dan perbuatan laghw lainnya seperti sombong (takabbur), dengki (hasad), marah yang tidak terkendali, serta cinta dunia (hubbul dunya). Hal ini menunjukkan pentingnya pengendalian diri, menjaga hati serta lisan demi membangun hubungan yang harmonis yang sesuai dengan ajaran Islam. 2.) Kontekstualisasi nilai-nilai hadis tentang perkataan laghw menurut Syuhudi Ismail yaitu dalam memahaminya tidak cukup melihat hadis secara tekstualnya berarti memahami hadis melalui lafaz dan redaksinya saja, namun juga secara kontekstual yang artinya melihat hadis pada latar belakang sosial, budaya dan maksud dari hadis tersebut. hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam kitab Shohih Bukhori No. 6018. Secara tekstual hadis ini memerintahkan supaya setiap ucapan membawa nilai yang positif jika tidak maka lebih baik diam dari pada dapat menyakiti orang lain serta menjaga kehormatan akan dirinya.
Kata Kunci: Etika Komunikasi, Hadis, Laghw
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2001 Communication and Media Studies > 200199 Communication and Media Studies not elsewhere classified 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits |
| Depositing User: | Thoriqun Nuril Mahmudi |
| Date Deposited: | 23 Dec 2025 04:24 |
| Last Modified: | 23 Dec 2025 04:24 |
| URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/50629 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
