Tarjih Maqashidiy Kontradiksi Nash Persyaratan Wali dalam Akad Nikah

M. MUHYIDDIN TAJUL MAFAKHIR, - (2021) Tarjih Maqashidiy Kontradiksi Nash Persyaratan Wali dalam Akad Nikah. Undergraduate thesis, Fakultas Syariah Program Studi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyah).

[img] Text
M. MUHYIDDIN TAJUL MAFAKHIR_S20171077.pdf

Download (7MB)

Abstract

M. Muhyiddin Tajul Mafakhir, 2021: Tarjih Maqashidiy Kontradiksi Nash Persyaratan Wali dalam Akad Nikah. Dalam proses perumusan hukum Islam tidak jarang para ulama berbeda pendapat dikarenakan perbedaan dalil yang mereka pakai. Nash sebagai sumber hukum kadang kala terkesan saling bertentangan antara satu dengan yang lain. Pada titik ini, terjadilah yang namanya ta’arudl yang harus dicari solusinya agar sebuah hukum tidak terkesan abu-abu dan meragukan. Ulama menawarkan beberapa solusi untuk menyelesaikan adanya ta’arudl yang salah satunya adalah tarjih. Tarjih adalah metode mengunggulkan salah satu dari dua pendapat yang saling bertentangan. Salah satu model tarjih ialah tarjih maqashidiy atau praktik tarjih yang berlandaskan nilainilai maqashid syariah. Skripsi ini akan membahas ta’arudl yang terjadi pada perbedaan pendapat mengenai persyaratan wali dalam akad nikah. Jumhur ulama mengatakan wali merupakan syarat dalam akad nikah, sedangkan Hanafiyah tidak mensyaratkan wali dalam akad nikah. Ada dua fokus pembahasan pada skripsi ini, yaitu: 1) Bagaimana pendapat ahli fikih terkait persyaratan wali dalam akad nikah serta apa saja argumentasi mereka? 2) Bagaimana implementasi tarjih maqasidhiy dalam nash-nash syariah yang saling bertentangan perihal persyaratan wali dalam akad nikah? Berangkat dari fokus masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui apa saja pendapat dan argumentasi ahli fikih terkait persyaratan wali dalam akad nikah, dan 2) Menjabarkan bagaimana praktik tarjih maqasidhiy pada nash yang saling bertentangan yang terdapat dalam persyaratan wali dalam akad nikah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat kepustakaan. Artinya, sumber data yang digunakan sebatas pada sumber data sekunder. Dengan metode ini, dilakukanlah pendekatan analisis diskriptif pada objek kajian yang pada taraf selanjutnya akan dilakukan uji komparatif terhadap objek kajian. Hasil penelitian ini melahirkan dua kesimpulan: 1) Persoalan mengenai disyaratkan atau tidaknya seorang wali dalam akad nikah secara garis besar terbagi menjadi dua kelompok. Mayoritas ulama menganggap wali sebagai syarat dalam akad nikah berdasarkan dalil-dalil yang mereka kemukakan. Sedangkan ulama Hanafiyah menggap wali bukanlah syarat dalam akad nikah berdasarkan dalil yang mereka pegang. 2) Implementasi dari tarjih maqashidiy terhadap dalil kedua golongan yang saling kontradiktif dapat terselesaikan melalui tiga pendekatan; jalb al-manfaat wa dar’u al-mafsadat, pertimbangan maslahat, serta al-dlaruriyat al-khoms. Kesemuanya mengunggulkan dalil yang dikemukakan jumhur sebagai pendapat yang lebih kuat dari sisi maqashid. Kata Kunci : Tarjih, Maqashid Syariah, Ta’arudl, wali.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified
Depositing User: muhammad iqbal abdilah
Date Deposited: 27 Apr 2022 08:44
Last Modified: 27 Apr 2022 08:44
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/5951

Actions (login required)

View Item View Item