Nining Rizqi Kurniawati, - (2021) Ayat-Ayat Mahabbah dalam Al-Qur'an Perspektif Tafsir Klasik dan Tafsir Kontemporer. Undergraduate thesis, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Text
Nining Rizqi Kurniawati_U20171087.pdf Download (8MB) |
Abstract
Nining Rizqi Kurniawati, 2021: Ayat-Ayat Mahabbah dalam Al-Qur'an Perspektif Tafsir Klasik dan Tafsir Kontemporer. Kata Kunci: ayat-ayat mahabbah, al-Qur’an, tafsir klasik, tafsir kontemporer Mahabbah atau cinta cukup berperan penting dalam kehidupan. Pasalnya cinta kerap sekali menjadi perbincangan, baik dari kalangan mufassir maupun pemikir. Banyaknya peneliti, ilmuan, sastrawan bahkan orang-orang bijak, baik pada masa lalu maupun masa kini yang telah mengkaji mengenai mahabbah, sebagai bagian yang tak perpisahkan dari manusia. Begitupun al-Qur'an turut berkomentar mengenai hal ini. Tertujuan penelitian ini adalah untuk memahami makna mahabbah yang digali berdasarkan ayat-ayat mahabbah dalam al-Qur'an, sebagai jalan penyelesaian keberagaman persoalan cinta yang telah digagas selama ini. Penelitian ini akan menjawab beberapa pertanyaan utama, meliputi: 1) Bagaimana penafsiran ayat-ayat mahabbah perspektif tafsir klasik dan kontemporer? 2) Bagaimana perbandingan penafsiran ayat-ayat mahabbah perspektif tafsir klasik dan kontemporer? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ayat-ayat mahabbah perspektif tafsir klasik dan kontemporer. Untuk mengidentifikasi permasalah tersebut, penelitian ini menggunakan teknik content analysis (kajian isi) yang bersifat dekriptif, menelaah dan mengkaji isi kandungan penafsiran Ath-Thabari dan Musthafa al-Maraghi terkait ayat-ayat mahabbah. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi literasi (library research). Dari hasil penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa: 1.) Seseorang yang ingin mendapatkan mahabbah dari Allah SWT hal pertama yang harus ia lakukan ialah beriman dan mencintai Allah dibanding kecintaan terhadap tandingan-tandingan-Nya, mengikuti ajaran Rasulullah Saw. Tidak berpaling dariNya. Karena sungguh Allah tidak akan merugi sedikitpun dengan kekafiranmu. 2.) Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penafsiran keduanya, yakni: Persamaan, ayat tersebut menjelaskan manifestasi cinta seorang hamba terhadap Tuhan-Nya, bagaimana cara meraih cinta-Nya, dan apa-apa saja perkara yang dapat menjauhkannya dari cinta-Nya, serta balasan yang diterima sebagai seorang hamba. Perbedaan, Ath-Thabari dalam penafsirannya bersandar pada hadist, pernyataan sahabat, tabi’in, dan kerap kali memberikan kritik sanad dengan tanpa memberikan paksaan kepada pembaca. Berbeda dengan al-Maraghi yang mempunyai metode penulisan tersendiri, menguraikan penafsirannya dengan bahasa yang indah dan menarik. Dalam menguraikan ayat beliau mengutip pendapat-pendapat dan di perkuat dengan fakta-fakta serta argumen dari alQur’an.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified |
Depositing User: | m muhammad fadil |
Date Deposited: | 21 Jun 2022 01:04 |
Last Modified: | 21 Jun 2022 01:04 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/7594 |
Actions (login required)
View Item |