Istidrâj Dalam Al-Qur'an (Kajian Tematik Dengan Semiotika Ferdinand De Saussure)

M. Maulidan Adam Lutfi, Adam (2022) Istidrâj Dalam Al-Qur'an (Kajian Tematik Dengan Semiotika Ferdinand De Saussure). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Mohammad Maulidan Adam Lutfi_U20171052.pdf

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK
M. Maulidan Adam Lutfi, 2021: Istidrâj Dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik
Dengan Semiotika Ferdinand De Sausseure).
Kata kunci: Istidrâj, Semiotika, Saussure.

Istidrâj merupakan pemberian nikmat dari Allah Swt. untuk hamba-Nya
dan menjadikan mereka lalai, pemberian itu bisa berupa kelapangan rizki,
kemampuan dalam hidup dan lain sebagainya. Fonomena tersebut perlunya dikaji
dengan berlandaskan al-Qur‟an yang menjadi sumber rujukan utama, namun pada
penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Semiotika struktural Ferdinand de
Saussure yang terdiri dari penanda-petanda dan sinkronik-diagronik, yang pada
intinya ingin menerapkan pendekatan semiotika pada al-Qur‟an dan ingin
mengetahui implikasi yang terdapat pada Istidrâj dalam al-Qur‟an.

Fokus masalah yang dianalisis dalam skripsi ini ialah: bagaimana relasi
antara penanda dan petanda dalam ayat-ayat al-Qur‟an tentang Istidrâj?,
bagaimana hubungan sintagmatik dan paradigmatik ayat-ayat Istidrâj dalam al-
Qur‟an?, bagaimana implikasi konsep Istidrâj dalam perspektif semiotika
Ferdinand de Saussure dalam kajian al-Qur‟an?.

Tujuan penelitian ini menjelaskan relasi antara penanda-petanda dan
sintagmatik-paradigmatik terhadap ayat-ayat Istidrâj dalam al-Qur‟an. Serta
menjelaskan implikasi konsep Istidrâj dalam perspektif semiotika Ferdinand de
Saussure.

Untuk mengidentifikasi permasalahn tersebut, penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif yang bersifat analisi deskriptif dengan pendekatan
struktural teori rumusan Ferdinand De Saussure, sehingga dapat menemukan
struktur yang terbentuk dalam pemaknaan penanda dan petandanya.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan 1). Adapun relasi penanda-petanda
terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an tentang Istidrâj bahwa lafadz kadzzabu ditandai
dengan perkara yang bertentangan terhadap kekuasaan Allah swt yang terdapat
dalam ayat Al-Qur‟an, sehingga mereka yang bertentangan ditandai dengan
sanasstadriju sebab mereka menikmati nikmat yang diberikan Allah swt sehingga
lupa sebagai makhluk Tuhan, karena takabbur dan ingin masyhur. 2). Analisis
hubungan sintagmatik-paradigmatik terhadap ayat-ayat Istidrâj dalam surah al-
A‟raf ayat 182, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah swt akan diberi
hukuman berupa nikmat yang tidak mereka sadari. Kemudian dalam surah al-
Qolam ayat 44 Allah swt memerintahkan nabi Muhammad Saw memberi tahu
seraya memperingatkan orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayatNya, dengan
memberikan hukuman berupa Istidrâj. 3). Implikasi hasil pemaknaan semiotika
tentang ayat-ayat Istidrâj ialah sebuah pemberian nikmat untuk menjadikan
mereka lalai dengan celaka. Dengan kata lain bahwa hakikat Istidrâj adalah
sebuah siksaan bukan sebuah nikmat meskipun dalam penerimanya berupa
nikmat. Kemudian, penyebab orang tertimpa Istidrâj tidak lain karena
mendustakan Allah Swt.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2004 Linguistics > 200405 Language in Culture and Society (Sociolinguistics) > 20040599 Language in Culture and Society (Sociolinguistics) not elsewhere classified
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Mahasiswa Adam Lutfi
Date Deposited: 12 Jul 2022 06:37
Last Modified: 12 Jul 2022 06:37
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/9236

Actions (login required)

View Item View Item