SINONIMITAS KATA ṢIRĀṬ DAN SABIL DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK)

Siti Halimatus, Sa'diyah (2022) SINONIMITAS KATA ṢIRĀṬ DAN SABIL DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
HALIMATUS.pdf

Download (5MB)

Abstract

Kata Kunci: Sinonimitas, Sirat, Sabil, Semantik.
Keberadaan sinonimitas dalam Al-Qur’an diperdebatkan ulama ahli bahasa serta ulama ahli tafsir. Pada hal ini para ulama’ terbagi jadi dua kelompok, ada yang setuju dan ada yang menolak sinonimitas dalam Al-Qur’an. Perbedaan mengenai ada atau tidaknya sinonimitas di Al-Quran merupakan tentang titik pijak melihatnya. Kelompok yang menolak sinonimitas dalam Al-Qur’an khawatir terjadi pemukulrataan pada seluruh kata yang dipandang mempunyai sinonim sehingga mengabaikan makna-makna khusus yang terkandung di dalamnya.
Salah satu pasang kata yang dianggap bersinonim yaitu lafadz ”sirat dan sabil” diartikan sebagai “jalan”. Untuk mengungkap makna sirat dan sabil dalam Al-Qur’an secara lebih mendalam. Analisis yang digunakan yaitu semantik Toshihiko Izutsu. Fokus penelitian dalam skripsi ini dibangun atas tiga pertanyaan: 1) Apa makna dasar dan makna relasional lafadz sirat dan sabil dalam Al-Qur’an? 2) Bagaimana makna sinkronik dan diakronik lafadz sirat dan sabildalam Al-Qur’an? 3) Bagaimana weltanschauung lafadz sirat dan sabil dalam Al-
Qur’an?. Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui makna dasar dan makna
relasional, makna sinkronik dan diakronik serta mendeskripsikan weltanschauung lafadz sirat dan sabil dalam Al-Qur’an.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan pada riset
pustaka (library research). Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik dokumuntasi dan untuk analisis datanya adalah deskriptif-analisis.
Kesimpulan dari penelitian ini: 1. Kata sirat memiliki makna dasar jalan,
dan makna relasionalnya antara lain, beribadah kepada Allah, keyakinan, agama islam, serta Al-Qur’an. Sabil bermakna dasar jalan, dan makna relasional sabil dalam konteks kebaikan antara lain, petunjuk, komitmen orang-orang beriman, dan keselamatan, dalam konteks keburukan yaitu kesesatan. Selanjutnya sinonim sirat dan sabil yaitu kata tariq, dan salkan, adapun lawan katanya yaitu Az-Zulumat dan dhallun. 2. Makna sirat pada masa pra Qur’anik menunjukkan arti setiap perkataan atau tingkah laku yang dinilai lurus ataupun menyimpang, sabil digunakan untuk menunjukkan bahwa kebenaran merupakan jalan yang dilalui
orang-orang shalih. Ketika Al-Qur’an diturunkan kata sirat digunakan untuk menunjukkan jalan yang lurus yang tidak ada bengkokan di dalamnya sedangkan sabil untuk menunjukkan jalan kecil atau lorong-lorong yang bisa merupakan jalan yang benar dan salah. Pra Qur’anik masuk ke ranah tasawuf, sirat al-mustaqim dibagi menjadi dua aspek, sirat al-mustaqim wujudi dan sirat al-mustaqim suluki. 3. Weltancshauung sirat dan sabil yaitu jalan kecil atau lorong-lorong kecil seperti, ibadah haji, puasa, berjihad dijalan Allah, belajar, mengajar
dan lain sebagainya yang dapat mengantarkan kepada sirat al-mustaqim yaitu jalan yang luas dan lurus, yang semua bisa melaluinya tanpa berdesakan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Siti Halimatus Sa'diyah
Date Deposited: 15 Jul 2022 06:58
Last Modified: 15 Jul 2022 06:58
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/9664

Actions (login required)

View Item View Item