KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM AL-QURAN (STUDI KOMPARATIF TAFSIR WAHBAH ZUHAILI DAN QURAISH SHIHAB)

Nafi'ah, Zuhrotul Lailatn (2023) KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM AL-QURAN (STUDI KOMPARATIF TAFSIR WAHBAH ZUHAILI DAN QURAISH SHIHAB). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Zuhrotul Lailatun Nafi’ah_U20181097.pdf

Download (1MB)

Abstract

Agama dalam perkembangannya sering dituduh menjadi sumber terjadinya ketidakadilan dalam masyarakat, khususnya ketidakadilan dalam menempatkan posisi antara laki-laki dan perempuan yang sering disebut dengan ketidakadilan kedudukan. Citra perempuan dengan klaim lemah, penakut, kurang cerdas (bodoh), dikuasai dan lain sebagainya. Isu kedudukan perempuan menguat ketika disadari bahwa perbedaan antara manusia laki-laki dan perempuan telah melahirkan ketidakadilan dalam berbagai bentuk seperti marginalisasi atau pemiskinan ekonomi, subordinate atau anggapan tidak penting dalam urusan politik, stereotype atau pencitraan yang negatif bagi perempuan. Sementara itu peran serta perempuan semakin dibutuhkan, bahkan dalam berbagai institusi dan properti, perempuan mampu menempati posisi-posisi strategis yang biasanya dikuasai oleh laki-laki.
Pokok pembahasan dalam kajian ini ialah: (1) Bagaimana prinsip kedudukan perempuan menurut Quraish Shihab dalam Tafsîr al-Miṣbah? (2) Bagaimana prinsip kedudukan perempuan menurut Wahbah Zuẖailî dalam Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manẖâj? (3) Bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran dalam Tafsîr al-Miṣbah dan Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manẖâj tentang prinsip kedudukan perempuan dalam Al-Qur’an?
Kajian ini menggunakan penelitian studi pustaka (Library Research). Penelitian studi pustaka ini masuk pada penelitian kualitatif dengan menggunakan kitab Tafsîr al-Miṣbah dan Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manẖâj sebagai Sumber primer. Adapun data sekundernya berupa dokumen tertulis seperti buku, e-book, transkrip, surat kabar, majalah, dan berbagai macam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia berkaitan dengan kedudukan perempuan.
Hasil penelitian ini memberikan titik terang bahwa antara Quraish Shihab dan Wahbah Zuẖailî secara umum memiliki penjelasan yang serupa mengenai prinsip kedudukan perempuan ketika diambil dalilnya menurut syariat agama Islam, baik melalui prinsip secara naluriah, keluarga, sosial-kemasyarakatan dan perempuan sebagai pemimpin. Perbedaannya terletak pada pemahaman mengenai pemimpin perempuan dalam berbangsa dan bernegara. Quraish Shihab mengungkapkan bahwa perempuan boleh menjadi pemimpin negara sedangkan Wahbah Zuẖailî tidak memperbolehkannya. Wahbah Zuẖailî berdalih terlepas laki-laki menjadi syarat pokok pemimpin karena beban pekerjaan menuntut kemampuan dan tanggung jawab besar yang umumnya tidak mampu ditanggung oleh perempuan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 15 COMMERCE, MANAGEMENT, TOURISM AND SERVICES > 1505 Marketing > 150506 Marketing Theory
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Depositing User: Ms Zuhro Zuhrotul Lailatun Nafi'ah
Date Deposited: 14 Jul 2023 06:05
Last Modified: 14 Jul 2023 06:05
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/27315

Actions (login required)

View Item View Item