SETYANINGSIH, HEFY NUR (2021) Peran Wanita Dalam Dakwah Perspektif Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab (Studi Komparatif Tafsir Fî Zhilâlil Qur’an dan Tafsir Al-Mishbâh). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
HEFY NUR SETYANINGSIH_082142048.pdf - Submitted Version Download (4MB) |
Abstract
Berdakwah merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita. Sejak awal sejarah islam, wanita memiliki peranan penting dalam penyebaran dakwah islam. Orang yang pertama menjawab dakwah Rasulullah adalah wanita, yaitu Khadijah ra. Ia membantu dakwah Rasulullah dengan mengorbankan harta yang dimilikinya. Peranan wanita dalam masyarakat dan agama sangat besar sehingga ada kalangan shahabiyah yang menjadi guru kepada para tabi’in. Wanita telah menunjukkan bahwa kehadiran mereka sangat diperlukan dan peranan mereka tidak dapat dinafikan lagi untuk kebaikan umat Islam keseluruhannya. Pokok dari skripsi yang tersaji dalam rumusan masalah ini adalah: 1. Bagaimana peran wanita dalam dakwah Perspektif Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’an dan tafsir Al-Mishbâh. 2. Bagaimana perbedaan peran wanita dalam dakwah perspektif Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’an dan tafsir Al-Mishbâh. Adapun yang menjadi tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran wanita dalam dakwah perspektif Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’an dan tafsir Al-Mishbâh. 2.Untuk mengetahui perbedaan peran wanita dalam dakwah perspektif Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’an dan tafsir Al-Mishbâh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian. Library research dengan objek penelitian yakni ayat-ayat al�Quran yang mengadung tema wanita dalam dakwah dan metode pengumpulan data dengan studi pustaka. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah penyajian data, dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Wanita punya peran dalam dakwah ilallah sesuai dengan kemampuannya. wanita punya peran dalam amar ma’ruf nahi mungkar sesuai dengan kadar kemampuannya. Wanita bisa berdakwah di rumahnya bersama dengan para wanita muslimah yang lain, atau di daerahnya, atau di jalan, atau di pasar atau di tempat-tempat lain yang ia mampu untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dan dakwah ilallah. Tentunya dengan cara yang hikmah dan nasehat yang baik dan tetap melazimi hijab yang syar’i, serta melazimi ketentuan-ketentuan bagi Muslimah yang Allah syariatkan bagi mereka. Sayyid Quthb memandang wanita yang berada dalam dakwah, wanita yang menentukan keadaan rumah, baik kepribadian moril dan material, wanita mempunyai kebebasan mutlak untuk mendampingi suami yang dicintainya tanpa tekanan dan paksaan. Ia berhak masuk dan keluar rumahnya dengan syarat berpakaian sopan tidak mengundang syahwat. Sedangkan menurut M.Quraish Shihab peran wanita dalam dakwah itu harus memperoleh kemajuan dan perkembangan yang dilandasi dengan pendidikan dan keahlian, wanita dibolehkan untuk berdakwah di luar rumah, karena wanita mempunyai hak untuk berdakwah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Depositing User: | Mr abdul mangang |
Date Deposited: | 02 Aug 2022 07:43 |
Last Modified: | 02 Aug 2022 07:43 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/11943 |
Actions (login required)
View Item |