NASEH, AHMAD MUHAMMAD (2020) Dialektika Syariat Islam Dengan Natural Law Dalam Konstruksi Asas Kemitraan Suami Isteri di Indonesia. Undergraduate thesis, IAIN Jember.
Text
AHMAD MUHAMMAD NASEH_0839118027.pdf - Submitted Version Download (7MB) |
Abstract
Di dunia ini terdapat beragam bentuk keluarga. Keberagaman tersebut didasari beragamnya interpretasi manusia atas dunia ini. Manusia dapat berfikir, menginterpretasi dunia dan kemudian menentukan baik dan buruk serta apa yang patut mereka lakukan, filsafat hukum ini disebut natural law. Terlepas dari keberagaman bentuk keluarga, syariat Islam menentukan role (peran) suami isteri dalam topik ḥuqūq al-zaujain berasaskan wahyu (divine law). Jika Islam berasaskan kepatuhan kepada Tuhan, maka versi lainnya berasaskan keadilan rasional (natural law). Kontradiksi ini sangat mungkin terjadi di Indonesia yang memiliki konsep majemuk dalam masyarakat dan sistem hukum. Disamping itu kita temui asas kemitraan suami isteri di Indonesia yang bersubtansikan kesetaraan antara suami isteri dan pembagian peran yang berbeda yang memiliki indikasi dialektika syariat Islam dan natural law. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana proses dialektika syariat Islam dengan natural law dalam konstruksi asas kemitraan suami isteri di Indonesia? 2) Bagaimana hasil dialektika syariat Islam dengan natural law dalam konstruksi asas kemitraan suami isteri di Indonesia?. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Penelitan memakai pendekatan kualitatif yang akan dijabarkan dengan pendekatan sosio-historis. Sekalipun demikian karena masalah pokok yang ingin di pecahkan adalah masalah pemikiran yang berupa hukum Islam penulis juga menggunakan pendekatan ’uṣūl fiqh /takhrij al-furū’ ’ala al-’uṣūl serta pendekatan dan Conseptual Approach untuk menjawab relevansi dialektika tersebut pada konstruksi hukum positif Indonesian. Hasil dari penelitian ini adalah; Pertama, Proses dialektika syariat Islam dengan natural law dalam asas kemitraan suami isteri di Indonesia sesuai dengan dialektika yang terjadi dalam hukum Islam. Hal ini karena struktur asas tersebut menggunakan corak fikih mainstrem-konservatif sebagaimana susunan KHI. Syariat Islam menjadi nilai absolut yang harus diutamakan sebelum nilai reason (interpretasi) manusia yang bersifat relatif. Sehingga subtansi asas kemitraan ini identik dengan fikih mainstrem-klasik / tradisional / konservatif. Kedua, Hasil dialektika tersebut melahirkan peran suami isteri perspektif fikih konservatif, yaitu peran sama dan peran berbeda antara keduanya. Hubungan partnership kuduanya menuntut adanya “persamaan” dan “perbedaan”. Peran suami isteri ditetapkan sebagaiman peran perspektif wahyu yang bersifat specificpersonality. Sedangkan peran perspekti natural law hanya menjadi pelengkap (yang tidak diatur secara pasti dalam wahyu). Akan tetapi sebagai manisfestasi perkembangan nilai reason dalam hukum Islam, kalangan reformis menawarkan CLD-KHI dengan “asas kesetaraan”. Namun CLD-KHI sendiri masih dibekukan dan menemui banyak pro kontra serta penolakan dari banyak pihak karena dinilai liberal.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Divisions: | Program Magister > Hukum Keluarga |
Depositing User: | Mr abdul mangang |
Date Deposited: | 09 Nov 2022 02:12 |
Last Modified: | 09 Nov 2022 02:12 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/14809 |
Actions (login required)
View Item |