MUHAMMAD AGIL, ALBY (2023) PENAFSIRAN IBNU KATSîR DAN AL-QURṬUBÎ TENTANG LARANGAN SUAP MENYUAP DALAM AL-QUR’AN. Undergraduate thesis, UIN KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER.
Text
MUHAMMAD AGIL ALBY_U20181043..pdf Download (1MB) |
Abstract
Muhammad Agil Alby, 2022: Penafsiran Ibnu Katsîr dan Al-Qurṭubî tentang Larangan Suap Menyuap dalam Al-Qur’an.
Kata Kunci : Suap, Ibnu Katsîr, Al-Qurṭubî.
Risywah merupakan kejahatan yang dilarang dalam agama Islam begitu juga tindakan tercela dalam kehidupan manusia. Dikatakan kejahatan karena memang dalam prakteknya syarat dengan manipulasi dan kedzaliman terhadap sesama. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang berkaitan langsung dengan risywah. Rincian dari ayat tersebut yaitu satu ayat dari surat al-Baqarah ayat 188 dan an-Nisa’ ayat 29.
Tulisan ini mengkaji tentang: (1) Bagaimana penafsiran Al-Qurṭubî tentang larangan suap menyuap dalam al-Qur’an? (2) Bagaimana penafsiran Ibnu Katsîr tentang larangan suap menyuap dalam al-Qur’an? (3) Bagaimana persamaan dan perbedaan hasil penafsiran Al-Qurṭubî dan Ibnu Katsîr tentang larangan suap menyuap dalam al-Qur’an? Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif-kualitatif dan pendekatan komparatif yang berkaitan dengan pemikiran tokoh. Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan sumber-sumber baik dari kepustakaan yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti serta teknik analisis data pada penelitian ini membandingkan dua pendapat mufassir dalam menafsirkan Al-Qur’an pada pembahasan suap menyuap.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penafsiran Ibnu Katsîr tentang larangan suap-menyuap dalam Al-Qur’an lebih mengaitkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan Al-Qur’an dengan Hadits. Dalam menafsirkan ayat suap Ibnu Katsîr merumpamakan tentang orang yang mengingkari harta dan mempersengketanya kepada penguasa, sementara ia mengetahui bahwa harta itu bukan menjadi haknya dan mengetahui bahwa itu berdosa (2) penafsiran Al-Qurṭubî tentang larangan suap-menyuap dalam Al-Qur’an lebih menafsirkan kata perkata dan banyak mengambil pendapat para ulama’. Dalam menafsirkan ayat suap Al-Qurṭubî merumpamakan dengan orang yang mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak di izinkan syara’ (3) Ibnu Katsîr dan Al-Qurṭubî dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an memiliki persamaan dalam penggunaan metode yakni; metode tahlili. Sedangkan perbedaan penafsiran Ibnu Katsir dan Al-Qurṭubî terdapat pada penjelasannya. Ibnu Katsîr menjelaskan dengan singkat dan padat serta mengaitkan dengan hadits yang shahih. Sedangkan Al-Qurṭubî menjelaskan secara menyeluruh dengan mengutip pendapat-pendapat ulama lain serta mengaitkan dengan Al-Qur’an dan Hadits yang shahih.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Muhammad Agil Alby |
Date Deposited: | 16 Jan 2023 03:08 |
Last Modified: | 16 Jan 2023 03:08 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/17573 |
Actions (login required)
View Item |