Kemajemukan dan Toleransi Umat Beragama Menurut Tafsir Al-Miṣbah

Bibsi melati, Sarengat (2023) Kemajemukan dan Toleransi Umat Beragama Menurut Tafsir Al-Miṣbah. Undergraduate thesis, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

[img] Text
BIBSI MELATI SARENGAT_U20181011.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
Official URL: http://melatibibsi@gmail.com

Abstract

ABSTRAK
Kata Kunci: Kemajemukan, Toleransi, Tafsir al- Miṣbah
Kemajemukan selalu berjalan beriringan dengan toleransi. Keduanya memiliki
tujuan yang sama yakni keharmonisan. Al-Qur‟an dalam perjalanannya sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, namun dalam realitasnya, tidak dapat
dipungkiri terdapat beberapa kalangan yang bertindak intoleran atas nama agama,
seperti tragedi kerusuhan dan perusakan tempat ibadah.Tragedi ini menunjukkan
adanya beberapa masalah yang menjadi penyebab kurang tertanamnya nilai-nilai
toleransi dan moderasi beragama dalam kontak sosial masyarakat masih sangat
minim. Kurangnya kesadaran pluralitas beragama yang melekat dalam diri
masyarakat sangat berpotensi terjadinya pertikaian antar umat beragama. Kejadian
ini yang harus diantisipasi sejak dini.
Pokok pembahasan dalam kajian ini memuat dua fokus permasalahan, yakni
Pertama, konsep kemajemukan dan toleransi umat beragama menurut M. Quraish
Shihab dalam Tafsir al-Miṣbah. Dan Kedua, relevansi Penafsiran M. Quraish
Shihab mengenai toleransi antar umat beragama di Indonesia saat ini.
Menggunakan pendekatan desktiptif-analisis, dengan jenis penelitian pustaka
(library research). Dalam kajian penelitian al-Qur‟an dan tafsir, jenis ini disebut
dengan metode maudhu‟i atau tematik.
Berdasarkan fokus penelitian di atas, kajian ini menghasilkan jawaban; Pertama,
Menurut Quraish Shihab, keberagaman merupakan sunnatullah yang harus
dipahami sebagai media tadabbur bagi setiap umat. Kesadaran umat beragama
menjadi kunci bagi keberlangsungan dalam menjalankan agamanya masingmasing. Disamping itu kemajemukan dan pluralisme harus dipahami sebagai
pertalian sejati kebinnekaan dalam ikatan-ikatan keadaban, bahkan ia merupakan
menjadi keharusan bagi keselamatan manusia, melalui mekanisme dan
pengimbangan masing-masing pemeluk agama dan menceritakan secara obyektif
dan transparan tentang historis agama yang dianutnya. Fitrah semua agama
mengajarkan kebaikan dan kemanusiaan. Kedua, Quraish Shihab menerangkan
bahwa toleransi berarti mundur satu langkah demi mencapai hubungan harmonis,
tanpa mengorbankan prinsip. Islam merupakan ajaran lurus dengan menjunjung
tinggi nilai toleransi.. Konsep ini sesuai dengan beberapa fenomena yang relevan
dengan sikap yang dicontohkan (1) Desa di Karanganyar, Jawa Tengah dengan
tegaknya tiga tempat ibadah, yakni masjid, gereja, dan pura berdiri berdampingan.
(2) Gereja Katedral Jakarta mengubah jadwal misa di Hari Idul Fitri. (3) Pecalang
jaga salat Idul Fitri Ribuan umat muslim di Kota Denpasar, Bali. (4) Umat Islam
di Tambraw, Papua, bantu umat Kristen saat perayaan hari besar. Toleransi antar
umat beragama di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, menjadi contoh yang
indah. Contoh budaya toleransi di antaranya panitia yang bertugas pada perayaan
hari besar umat Kristen adalah umat Islam, begitu juga sebaliknya.Kerukunan dan
toleransi tersebut bukan karena desakan pemerintah, tapi tumbuh dari
kebersamaan di tengah masyarakat dengan sendirinya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220407 Studies in Religious Traditions (excl. Eastern, Jewish, Christian and Islamic Traditions)
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Ms Bibsi Sarengat
Date Deposited: 18 Jan 2023 03:00
Last Modified: 18 Jan 2023 03:00
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/17582

Actions (login required)

View Item View Item