Octaviana, Hanna Muida (2020) Tolak Balak dan Mitos Wanita Mengangkat Keranda Di Kalangan Masyarakat Desa Sumberkadi-Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Undergraduate thesis, Institut Agama Islam Negeri Jember.
Text
Hanna Muida Octaviana_D20151014.pdf Download (3MB) |
Abstract
Adat istiadat tidak jarang disangkut pautkan dengan mitos. Mitos masih banyak berkembang di daerah-daerah yang mempercayainya. Di zaman modern seperti sekarang ini, tidak juga sedikit orang yang masih sangat memegang teguh dengan adanya mitos yang diturunkan ataupun diwariskan oleh leluhur mereka. Kepercayaan terhadap mitos bagian dari kebudayaan masyarakat yang telah mengakar. Masyarakat yang kental akan nuansa jawanya pasti masih banyak yang percaya akan adanya mitos yang harus mereka jaga sampai saat ini, seperti di Desa Sumberkadi-Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Oleh karena itu, fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah : 1) Bagaimana mitos tentang wanita mengangkat keranda dapat menolak balak diproduksi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari? 2) apa makna tradisi wanita mengangkat keranda di kalangan masyarakat Desa Sumberkadi- Kalibendo? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mitos wanita mengangkat keranda dapat menolak balak, mendeskripsikan makna tradisi wanita mengangkat keranda di kalangan masayarakat Desa Sumberkadi-Kalibendo. Hal tersebut dideskripsikan menggunakan metode kualitatif deskripstif. Perspektif teoritis yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut yakni menggunakan teori Pengelolaan Kecemasan dan Ketidakpastian sebagai teori utama dan Komunikasi Antarbudaya sebagai teori pendukung. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh penemuan bahwa: Pertama, Meskipun di tengah-tengah era zaman modern dan serba teknologi, mereka masih tetap mempertahankan dan menjaga keaslian tradisi tersebut, tanpa adanya perubahan sedikitpun. Tradisi yang terus berlangsung tersebut tidak akan terlestari dan terjaga dengan baik kalau masyarakatnya tidak saling komunikasi untuk melestarikannya. Karena budaya takkan eksis tanpa komunikasi begitupun komunikasi takkan eksis tanpa adanya budaya. Kedua, tradisi yang menggunakan wanita sebagai syarat sebagai tolak balak agar tidak ada kematian beruntun lagi. tradisi yang bersifat tradisional jadi mereka hanya menjalankan saja, apa yang sudah diwariskan para leluhur kepada mereka dan keadaannya masih tetap berlaku tanpa mengubah sedikitpun apa yang sudah diwariskan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200202 Asian Cultural Studies |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Ms Maulida Agustiningsih |
Date Deposited: | 28 Apr 2021 02:13 |
Last Modified: | 28 Apr 2021 02:13 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/1937 |
Actions (login required)
View Item |