ANALISIS HADITS LARANGAN MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA PERSPEKTIF HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER

Komarudin, Moh (2019) ANALISIS HADITS LARANGAN MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA PERSPEKTIF HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER. Undergraduate thesis, Institut Agama Islam Negeri Jember.

[img] Text
Moh Komarudin_082143018.pdf

Download (3MB)

Abstract

Skripsi ini membahas penafsiran hadits tentang “larangan menggambar makhluk bernyawa” perspektif hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Sejauh peneliti dapat telusuri kajian atas hadits ini, hanya menyentuh rasionalisasi yang terkesan memberi ruang sempit kepada para seniman-seniman untuk meng-apresiasikan karya seninya. Hadits tersebut menjelaskan mengenai adzab bagi seorang pelukis yang menggambar makhluk bernyawa. Salah satunya yaitu Imam Nawawi berpendapat bahwa menggambar makhluk bernyawa hukumnya haram secara mutlak berdasarkan banyak hadits yang tidak memperbolehkan. Permasalahannya, bagaimana memahami maknanya secara benar jika dikaitkan dengan konteks kekinian. Penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library risearch) yang bersifat kualitatif, teori yang digunakan oleh penulis adalah: hermeneutika Gadamer dengan menggunakan pendekatan bahasa. Fokus kajian dalam skripsi ini yaitu, Memahami hadits larangan menggambar makhluk bernyawa, dengan menggunakan hermeneutika Gadamer sebagai teori interpretasi ketika memahami hadits tersebut. Penelitian ini, menemukan beberapa temuan, antara lain melalui analisis hermeneutika Gadamer. Pertama, menginformasikan bahwa pesan hadits tersebut bertujuan untuk menghindari kemusyrikan dan menandingi ciptaan Allah, karena pada awal munculnya teks tersebut, masyarakat arab belum terlepas dari kebiasaan animisme dan dinamisme (penyembah berhala), sedangkan pada tradisi saat ini, umat Islam khususnya di Indonesia, menilai gambar hanya sebatas karya seni tanpa mempunyai maksud menyekutukan atau menandingi ciptaan Allah. Kedua, analisis cakrawala pembaca menginformasikan bahwa pesan dari analisis cakrawala teks hadits larangan menggambar makhluk bernyawa yaitu tidak semua gambar makhluk bernyawa dilarang, sesuai dengan perkembangan gagasan dan kesadaran pembaca yang telah mengenal semangat zaman modern. Ketiga, analisis peleburan cakrawala menginformasikan bahwa pesan hadits tersebut lebih tepat dibaca secara kontekstual. Karena kekhususan makna yang terkandung di dalamnya yang bersifat praktis dan tidak menyalahi semangat besar Islam sebagai agama yang universal, serta rahmat bagi sekalian alam. Adapun hasil dari interpretasi hadits larangan menggambar makhluk bernyawa perspektif hermeneutika Gadamer yaitu: hadits tersebut ditunjukkan sebagai hukuman bagi seorang pelukis yang mempunyai kesengajaan menyekutukan atau menandingi ciptaan Allah SWT, sedangkan seseorang yang menggambar atau membuat patung dengan tujuan karya seni, sarana belajar mengajar dan mainan anak-anak maka diperbolehkan. Namum demikian, ada yang perlu digaris bawahi bahwa lukisan yang dibuat harus tetap menjaga nilai-nilai etis agamis. Kata kunci: Hadits, Gambar Makhluk Bernyawa, Interpretasi, Hermeneutika

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits
Depositing User: Ms Maulida Agustiningsih
Date Deposited: 24 May 2021 07:25
Last Modified: 24 May 2021 07:25
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/2173

Actions (login required)

View Item View Item