Nawangsari, Dyah Respon Perempuan Jember terhadap Gerakan Radikalisme dalam Perspektif Gender. [Laporan Penelitian] (Unpublished)
Text
Penelitian 2019.pdf Download (814kB) |
Abstract
Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi peristiwa-peristiwa teror yang melibatkan
perempuan. Di antaranya penusukan terhadap
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan
Keamanan Wiranto di kawasan Pandeglang, Banten pada Kamis 10 Oktober 2019
yang melibatkan Fitria Andriana. Pada 13 Mei 2018, Puji Kuswati menjadi
“Pengantin Bom” dalam aksi teror bom di Surabaya. Dua tahun sebelumnya pada
Desember 2016 Dian Yulia Novi yang berencana melancarkan aksi terror dengan
meledakkan diri di Istana Kepresidenan Indonesia. Tidak lama kemudian polisi
kembali meringkus perempuan lain bernama Ika Puspitasari yang berencana
meledakkan diri di Bali pada malam tahun baru 2016.
Tren ini menimbulkan spekulasi tentang posisi perempuan yang rentan
menjadi sasaran propaganda radikalisme dan terorisme. Apalagi diperkuat hasil
Survei ini membuktikan sebanyak 40,5% perempuan mengaku tidak punya sikap
terhadap gerakan radikalisme dan terorisme. Atas dasar itu fokus penelitian ini
adalah (1) Bagaimana respon masyarakat Jember terhadap gerakan yang
mengarah pada radikalisme? (2) Bagaimana pandangan perempuan Jember
terhadap keterlibatan dalam gerakan radikalisme? (3) Bagaimana tindakan
perempuan Jember dalam menghadapi opini, propaganda, maupun ajakan untuk
terlibat dalam gerakan radikalisme?
Dengan menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi dan analisis
gender diperoleh kesimpulan sebagaiberikut: (1) mayoritas tidak mendukung
gerakan radikalisme dengan alasan, NKRI harga mati, bertentangan dengan spirit
ajaran Islam yang Ahlussunnah wal Jama’ah dan bertentangan dengan akar
budaya bangsa. Selain penolakan juga terdapat dukungan terhadap gerakan ini
dengan alasan komunitas itu berisi orang-orang baik yang berjuang demi Islam,
mereka orang yang sangat peduli pada kesulitan orang lain. Dukungan juga
diberikan karena menganggap hijrah adalah pilihan untuk kehidupan yang penuh
kemaksiatan dan sudah waktunya Islam bangkit dari ketertindasan. Masyarakat
Jembr juga ada yang tidak berani mengambil sikap dengan alasan tidak faham
duduk persoalannya dan takut salah. (2) Pandangan perempuan Jember terhadap
keterlibatan dalam gerakan radikalisme terbagi menjadi dua. Pertama: perempuan
bertindak atas pilihan sendiri dan di rorong oleh kesadaran sendiri. Kedua:
perempuan yang terlibat dalam gerakan radikalisme sesungguhnya adalah korban
doktrinasi suami, orang tua ataupun guru mengaji. (3) Tindakan perempuan
Jember dalam menghadapi opini, propaganda, maupun ajakan untuk terlibat
dalam gerakan radikalisme, dilakukan dengan peningkatan kesiapsiagaan
nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.
Item Type: | Laporan Penelitian |
---|---|
Subjects: | 13 EDUCATION > 1303 Specialist Studies In Education > 130308 Gender, Sexuality and Education |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Dr, M. Ag Dyah Nawangsari |
Date Deposited: | 11 Apr 2023 03:19 |
Last Modified: | 11 Apr 2023 03:19 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/22206 |
Actions (login required)
View Item |