Sholehah, Mar'atus (2018) Amaliyah Nahdlatul Ulama Perspektif Kaum Salafi (Studi Kasus Lingkungan Gladakpakem Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Mar’atus Sholehah_084 141 385.pdf Download (5MB) |
Abstract
Kata Ahlussunnah Wal Jamaah bukan kalimat yang asing bagi seluruh umat Muslim. Dalam pembahasan tentang agama Islam dan pluralismenya, maka akan menemukan kata Ahlussunnah Wal Jamaah dan biasanya disingkat dengan Aswaja. Setiap kelompok Muslim akan mengaku bahwa golongannya adalah kelompok Aswaja. Salah satu kelompok yang mengakui bahwa ajarannya sebagai Ahlussunnah Wal Jamaah adalah kelompok yang mengikuti paradigma Ibn Taimiyah al-Harrani. Sejak abad 19 masehi yang lalu, mereka menamakan dirinya sebagai aliran Salafi. Disebut salafi karena Islam yang murni itu adalah Islam ala Ulama salaf (yang terdahulu). Yakni umat Islam dan Ulama era Nabi, sahabat, dan tabi’it tabi’in. Jadi, apapun yang tidak ada di zaman itu, maka dianggap tidak islami, dan oleh karenanya bagian dari kekufuran. Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu kelompok terbesar di dalam masyarakat Indonesia kalangan muslim, mereka juga mengaku kelompok yang berpegang teguh pada pandangan ulama’ salaf, memiliki madzhab tertentu, menggunakan kitab-kitab babon, mencintai ahlul bait, para wali, orang saleh, meminta berkah kepada mereka, yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, menziarahi kuburan, mendoakan mayit, meyakini syafaat, mengambil manfaat dari doa, melakukan tawassul dengan orang-orang sholeh, melakukan tradisi budaya lokal seperti kenduri, tahlilan, dll. yang biasa di sebut dengan amaliyah NU. Penelitian ini sangat penting dalam ranah pendidikan Islam, karena sebagai pendidik dalam basis keagamaan sangat penting mengetahui situasi keagamaan yang sedang terjadi di Indonesia yang tidak hanya memiliki satu pemahaman, dan pendidik harus mengerti pendidikan Islam yang sesuai dengan keadaan tersebut. Sesuai dengan PP RI No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaa. Skripsi ini fokus kepada amaliyah Nahdlatul Ulama perspektif kaum salafi: 1) Bagaimana tawasul, tabaruk, dan istighasah perspektif kaum salafi? 2) Bagaimana kenduri perspektif kaum salafi? 3) Bagaimana tradisi seputar kematian perspektif kaum salafi? 4) Bagaimana peringatan Maulid Nabi perspektif kaum salafi? 5) Bagaimana peringatan isra’ mi’raj perspektif kaum salafi?. Karena kaum salafi memiliki perspektif yang berbeda terhadap amaliyah yang biasa dilakukan oleh warga di lingkungan Gladakpakem tersebut. Tujuan dari penelitian ini 1) mendeskripsikan tawasul, tabaruk, dan istighasah perspektif kaum salafi, 2) mendeskripsikan kenduri perspektif kaum salafi, 3) mendeskripsikan tradisi seputar kematian (talqin, ta’ziyah, ziarah kubur, tahlilan) perspektif kaum salafi, 4) mendeskripsikan peringatan maulid Nabi perspektif kaum salafi, 5) mendeskripsikan peringatan Isra Mikraj perspektif kaum salafi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dengan cara membandingkan berbagai sumber yang berbeda. Dan menggunakan triangulasi teknik dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwasanya 1) Orang-orang salafi masih tetap membolehkan tawassul dan istighosah, namun tidak kepada orang yang sudah meninggal, dan juga tidak boleh tabarruk kepada orang yang sudah meninggal, 2 orang-orang salafi membid’ahkan kenduri karena hal yang utama adalah tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan tidak ada dalil-dalil shahih yang memerintahkan, 3) sebagian tradisi seputar kematian yang dilakukan oleh orang NU termasuk bid’ah, seperti halnya talqin setelah meninggal, takziyah, ziarah kubur yang niatnya selain mengingat kematian, dan tahlilan, 4 orang-orang salafi membid’ahkan acara Maulid Nabi karena tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, umat muslim tidak boleh berlebihan dalam melakukan suatu ibadah, 5) Isra Mikraj seperti halnya maulid Nabi juga termasuk hal yang bid’ah, tradisinya hampir sama yang membedakan adalah momentnya. Ini tidak ada pada zaman Rasul Orang-orang salafi melakukan ibadahnya hanya dengan pegangan Qola Allah Qola Rasul, selain itu tidak akan diterima ibadahnya oleh Allah SWT.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Ms Retno Amelia |
Date Deposited: | 17 Apr 2023 04:41 |
Last Modified: | 17 Apr 2023 04:41 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/22681 |
Actions (login required)
View Item |