Pertiwi, Stefani Dwi (2021) Konsep Nusyuz Suami Dalam Teori Qirā’ah Mubādalah Perspektif Faqihuddin Abdul Kadir. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Stefani Dwi Pertiwi_S20171019.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kata kunci: Nusyuz Suami, Qirā’ah Mubādalah, Faqihuddin Abdul Kodir. Nusyuz suami adalah perilaku menyimpang berupa ketidakpatuhan terhadap peraturan keluarga dimana suami meninggalkan komitmen material atau non materialnya. Ketika salah satu dari mereka tidak melaksanakan komitmennya, suami mungkin melakukan tindakan nuysuz, dan Al-Qur'an surah an-Nisa' ayat 34 dan 128 telah mengajarkan tentang nuysuz istri dan suami. Fokus masalah yang diteliti oleh peneliti dalam skripsi ini adalah: 1). Bagaimana nusyuz suami dalam hukum Islam?. 2). Bagaimana pemikiran Faqihuddin Abdul Kodir terhadap nusyuz suami?. Tujuan penelitian: 1). Untuk mendeskripsikan bagaimana nusyuz suami dalam hukum Islam. 2). Untuk menganalisa bagaimana pemikiran Faqihuddin Abdul Kodir terhadap nusyuz suami. Jenis penelitiian yang digunakan adalah jenis penelitian kepustakaan (libraryresearch) dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif analitik. Sumber bahan hukum yang diambil dari buku Qirā’ah Mubādalah karya Faqihuddin Abdul Kodir serta al-Quran surah an-Nisa’ ayat 34 dan 128. Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik dokumentasi. Dalam Analisa bahan hukum menggunakan Analisa konten (contentanalysis) Dalam penelitian ini menyimpulkan, bahwasannya 1). Nusyuz suami dalam hukum Islam. menurut Buya Hamka dalam kitab tafsirnya al-Ahzar, Ahmad Mustafa al-Maraghi dalam kitab tafsirnya al-Maraghi dan Imam asySyairozi bahwa nusyuz tidak hanya terdapat pada istri saja melainkan suami pun juga bisa melakukannya dan ada 3 cara untuk mengatasi ketika seorang istri melakukan perbuatan nusyuz yakni menasihati, pisah rajang, memukul. penyelesaian dengan cara memukul ketika seorang istri melakukan perbuatan nusyuz dirasa suatu ketidakadilan gender karena hal tersebut merupakan bentuk dari kekerasan terhadap perempuan yang mana mengakibatkan ketidakseimbangan sosial dalam rumah tangga dan seolah-olah perbuatan nusyuz tersebut hanya terjadi pada istri atau perempuan, padahal perbuatan nusyuz bisa juga terjadi pada pihak suami atau laki-laki. 2). Pemikiran Faqihuddin Abdul Kodir terhadap nusyuz suami. menurut Faqihuddin Abdul Kodir dalam teori mubādalah, ayat tentang nuysuz khususnya dalam QS. An-Nisa’ ayat 34 dan 128 adalah saling berkaitan satu sama lain yang sama-sama membahas tentang nusyuznya seorang istri kepada suami maupun nusysuznya suami kepada istri. Begitupun dengan cara penyelesaian nusyuz yang terdapat dalam QS. An-Nisa’ ayat 128 seharusnya menjadi norma dan prinsip dalam menyelesaikan nusyuz istri yang diterangkan dalam QS. An-Nisa’ ayat 34. Karena dalam teori mubādalah, pada ayat nusyuz disini menekankan untuk berkomitmen dalam suatu ikatan pernikahan yang mana laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam menjaga rumah tangga. Dalam hak dan kewajiban tersebut juga telah ditentukan dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 77 sampai dengan Pasal 84 KHI.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Keluarga |
Depositing User: | Ms Retno Amelia |
Date Deposited: | 31 May 2023 01:05 |
Last Modified: | 31 May 2023 01:05 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/23948 |
Actions (login required)
View Item |