Kharisma, Raisyita Ayu (2015) Strategi dakwah kembang telur dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad Saw di Desa Macan Putih Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi. Undergraduate thesis, IAIN Jember.
|
Text
Raisyita Ayu Kharisma_NIM.082111020.pdf Download (596kB) | Preview |
Abstract
Dakwah sebagai salah satu kegiatan penyebaran agama islam yang menjadi kewajiban bagi setiap individu muslim, harus mampu memberikan efek yang positif bagi mad’u agar kegiatan dakwah dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan dakwah ditentukan oleh pemilihan strategi dan pendekatan yang relevan digunakan. Ada empat pendekatan dakwah yang dapt dilakukan, salah satunya adalah tathwir atau pengembangan masyarakat yang dilakukan dalam rangka peningkatan sosial budaya atau biasa disebut dengan dakwah kultural. Tathwir selaras dengan perayaan Kembang Telur di Banyuwangi dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi Kembang Telur dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi sejak tahun 1926 hingga sekarang. Kembang telur dilakukan dengan membuat telur yang dihias dengan bunga kertas, kemudian telur tersebut ditusuk dengan bilah bambu yang ditata di sebuah jodhang pohon pisang berjumlah 27 butir telur, atau 33 butir telur, atau 99 butir telur. Kemudian telur hias tersebut diarak ke masjid. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi dakwah kembang telur? Pesan apa yang ingin disampaikan dan apa makna dari telur, sunduk bambu, bunga dan jodhang dalam perayaan kembang telur?. Tidak hanya itu, peneliti juga ingi mengetahui faktor apa yang melatarbelakangi perayaan kembang telur tetap lestari hingga sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan hermeneutik yang dikemukakan oleh Emilio Betti. Pendekatan hermeneutik ini dinilai mampu membuat sesuatu yang kabur maknanya menjadi jelas, seperti makna filosofi dalam telur, sunduk bambu, bunga, dan jodhang pohon pisang serta pesan yang ingin disamapikan dalam perayaan tersebut. Telur dalam perayaan kembang telur diibaratkan dengan tiga prinsip dasar islam. Cangkang telur ibarat Iman, putih telur ibarat Islam dan kuning telur ibarat Ihsan. telur tersebut kemudian ditusuk dengan bilah bambu sebagai lambang ketaqwaan, apabila Iman, Islam, Ihsan, dan ketaqwaan telah diraih maka akan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang dilambangkan dengan hiasan bunga kertas. Sedangkan jumlah butir telur dalam jodhang yang berjumlah 27 dimaknai sebagai jumlah pahala sholat berjamaah, 33 dimaknai sebagai jumlah bacaan Tasbih, Tahmid dan Tahlil seusai sholat Fardhu, dan 99 dimaknai sebagai jumlah Asmaul Chusna. Dengan begitu perayaan kembang telur memberi isyarat untuk senantiasa menyempurnakan Iman, Islam, Ihsan serta ketaqwaan agar hidup bahagia di dunia dan akhirat dengan cara rajin sholat berjaah, mengingat Asma Allah dengan Asmaul Chusna dan Berdzikir seusai Sholat dan memberikan manfaat kepada orang lain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | dakwah, kembang telur, maulid |
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2001 Communication and Media Studies > 200101 Communication Studies 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200202 Asian Cultural Studies 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Haryono Raiman |
Date Deposited: | 19 Mar 2019 04:22 |
Last Modified: | 19 Mar 2019 04:22 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/285 |
Actions (login required)
View Item |