Roziqin, Fathur (2023) Kontekstualisasi Zakat: Studi Reinterpretasi Masdar Farid Mas'udi Terhadap QS At-Taubah [09]: 60. Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Ach Siddiq Jember.
Text
Fathur Roziqin NIM E20194048-1.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Kata Kunci: Zakat, QS At-Taubah [09]: 60, reinterpretasi, dan Masdar
Kontekstualisasi menjadi kunci pengelolaan zakat di tengah tantangan
zaman.ٓ Masdarٓ Faridٓ Mas‘udi,ٓ sebagaiٓ tokohٓ sentralٓ penelitian,ٓ memegangٓprinsip etika Alquran dalam konsep zakat yang dicetuskannya. Eksplorasi studi ini
adalah, pertama, bagaimana pemaknaanٓMasdarٓ FaridٓMas‘udiٓterhadapٓ konsepٓzakat; kedua,ٓ bagaimanaٓ reinterpretasiٓ Masdarٓ Faridٓ Mas‘udiٓ terhadapٓ Q.Sٓ AtTaubah [09]: 60?; terakhir, bagaimana analisis implikasi reinterpretasi Masdar
FaridٓMas‘udiٓterhadapٓQ.SٓAt-Taubah [09]: 60.
Eksplorasi atas pertanyaan tersebut bertujuan, pertama, menelisik secara
menyeluruhٓ pemaknaanٓ Masdarٓ Faridٓ Mas‘udiٓ terhadapٓ konsepٓ zakat;ٓkedua,
memahamiٓreinterpetasiٓMasdarٓFaridٓMas‘udiٓterhadapٓQ.SٓAt-Taubah [09]: 60;
terakhir, menganalisis implikasi reinterpetasi Masdarٓ Faridٓ Mas‘udiٓ Q.Sٓ AtTaubah [09]: 60 sehingga tampak sejauh apa dan bagaimana gagasan tersebut
kredibel dan relevan. Dalam rangka bagaimana penelitian dilakukan,
diidentifikasi, dan dieksplor, penelitian ini menggunakan tiga pendekatatan
sekaligus: pertama, pendekatan tafsir kontekstual; kedua, pendekatan
transformatif; dan, ketiga, pendekatan sejarah pemikiran.
Berdasarkan tiga pendekatan tersebut, konklusi atas penelitian ini,
pertama, sebelum sampai puncak tesis, Masdar menyodorkan sejarah panjang
bagaimana sejak dahulu pajak sebagai upeti untuk raja (dharîbah), pajak sebagai
konsepٓ―kontra-prestasi‖ٓ(alquran:ٓjizyah) antara rakyat pembayar pajak, terutama
yang kuat, dengan pihak penguasa; dan, pada akhirnya, tesis Masdar, zakat (pajak)
dimaknai sebagai sedekah karena Allah yang diamanatkan kepada negara untuk
kemaslahatan segenap rakyat, terutama yang lemah, siapa pun mereka, apa pun
agamanya, etnisnya, rasnya, maupun golongannya. Kedua, reinterpretasi Masdar
menghasilkan dua kesimpulan sekaligus: pada surat at-taubah ayat 60 dianggap
Masdar sebagai anggaran keuangan negara yang dibagi ke dalam tiga sektor: (a)
sektor pemberdayaan masyarakat lemah (meliputi fuqara, masakin, mu‟allaf
qulubuhum, riqab, gharimin, dan ibn sabil); (b) sektor biaya rutin (amilin). (c)
sektor layanan publik (sabilillah), sementara pada surat at-taubah ayat 103
dianggap Masdar sebagai ayat landasan/legitimasi negara untuk memungut
sebagian harta warga negara wajib pajak (zakat) bagi yang mampu dan
membebaskan bagi yang tidak mampu. Terakhir, pemaknaan Masdar terhadap
zakat membawa implikasi penyatuan pajak dengan zakat sekaligus penyatuan
agama dengan negara. Penyatuan kedua dimensional tersebut tidak dimaksud serta
merta berlaku begitu saja: persyaratan dan penyadaran masyarakat menggunakan
nalar publik mengharuskan setiap warganegara (baik langsung maupun melalui
perwakilan rakyat) bertarung dalam arena perdebatan publik secara demokratis.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1605 Policy and Administration > 160505 Economic Development Policy 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220406 Studies in Eastern Religious Traditions 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam > Manajemen Zakat dan Wakaf |
Depositing User: | Fathur Roziqin |
Date Deposited: | 29 Dec 2023 06:55 |
Last Modified: | 29 Dec 2023 06:55 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/31315 |
Actions (login required)
View Item |