Implikasi Sistem Bimbingan Pasca Nikah Pada Program Berkah Penurunan Angka Perceraian Di Kua Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019-2022

Nuris, Roihan Firdaus (2024) Implikasi Sistem Bimbingan Pasca Nikah Pada Program Berkah Penurunan Angka Perceraian Di Kua Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019-2022. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember.

Text (TS-019-HK-2024) ROIHAN FIRDAUS NURIS 2024-1.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan berdasarkan realitas masih besarnya angka perceraian di Kec. Banyuwangi Kab. Banyuwangi. Padahal Kantor Urusan Agama Kec. Banyuwangi telah melaksanakan Bimbingan Pasca Nikah melalui Program Berkah. Seharusnya pelaksanaan Program Berkah tersebut berimplikasi memperkecil angka penceraian mengingat tujuan Program Berkah ini membina rumah tangga yang sakinah ma waddah wa rahmah. Pada tataran prakteknya, terdapat gab dimana penceraian masih besar dan tidak sedikitpun Program Berkah berimplikasi terhadap Penurunan Angka Perceraian.
Fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana konsep sistem bimbingan pasca nikah pada program berkah di KUA Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi tahun 2019-2022 ? Bagaimana Implementasi program berkah terhadap ketahanan keluarga di KUA Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi tahun 2019-2022? Bagaimana implikasi program berkah terhadap penurunan angka perceraian di KUA Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi tahun 2019-2022?
Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penelitian case approach. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini memiliki kesimpulan 1) Konsep Sistem Bimbingan Pasca Menikah Pada Program Berkah di KUA Kec. Banyuwangi Kab. Banyuwangi berupa Keputusan Dirjen No 783 tahun 2019. Keputusan ini dalam teori sistem Lawrence M. Friedman merupakan legal subtance yang menjadi aturan dalam menjalankan program Berkah. Adapun isi aturan tersebut bahwa (legal structure) program berkah adalah kantor urusan agama kecamatan. Objek/peserta program BERKAH adalah pasangan suami-istri Usia dibawah 40 tahun dengan Usia perkawinan dibawah 10 tahun sebanyak-banyaknya 15 orang (30 orang). Materi bimbingannya yaitu materi keuagan keluarga (7 jam) dan membangun relasi harmonis (8 jam) oleh fasilitator terbimtek. 2) Implementasinya sejak tahun 2019-2022 sudah terlaksana sebanyak 13 kali angkatan dengan total 390 orang (195 pasangan suami istri). Subjek (legal structure) adalah Kantor urusan Agama (KUA) sebagai subjek lansung (suprastructure subject) serta subjek tidak langsung (inprastructure subject) yakni pihak keluarahan. Objek program Berkah yaitu pasangan suami-istri rata-rata usia 28-38 tahun dengan Usia perkawinan Rata-rata usia 3-7 tahun dengan maksimal 15 pasang perangkatan. Materinya berupa materi keuagan keluarga dan materi tentang membangun relasi harmonis. Berdasarkan teori sistem hukum dan teori efektivitas hukum implementasi program tersebut secara umum sudah terlaksana sebagaimana Keputusan Dirjen No 783 tahun 2019. 3) Program Berkah di KUA Kec. Banyuwangi Kab. Banyuwangi berimplikasi pada dua aspek : Implikasi Fisik/lahiriyah dan Implikasi Batiniyah. Namun program berkah belum berimplikasi pada penurunan angka penceraian di KUA Kec. Banyuwangi. Hal itu terjadi kerena beberapa alasan yaitu Legal Subtance (undang-undnag) yakni SK Dirjen No 783 tahun 2019 memiliki daya tampung peserta yang terlalu sedikit, Legal Structure yakni Subjek/ Pelaksana Program BERKAH tidak terlalu ketat dan selektif menyaring peserta, selanjutnya legal culture, masyarakat belum sepenuhnya serius mengikuti program Berkah ini.

Actions (login required)

View Item