Amrullah, Rafid Hadyan (2024) TRADISI SESAJEN DI POHON GEMPOL DESA TEMU, KECAMATAN PRAMBON, KABUPATEN SIDOARJO (2008-2019). Undergraduate thesis, UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER.
Text (SK-034-SPI-2024)
rafid watermark.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) |
Abstract
Rafid Hadyan Amrullah. 2024. Tradisi Sesajen Di Pohon Gempol Desa
Temu, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo (2008-2019).
Tadisi sesajen merupakan kebudayaan Jawa kuno yang bertujuan
memberikan persembahan kepada makhluk-makhluk halus yang keberadaannya
dipercaya manusia dapat mendatangkan suatu berkah dan dapat menghindarkan
dari segala musibah. Sesajen biasanya ditempatkan di tempat-tempat yang
dianggap keramat oleh masyarakat setempat seperti punden yang biasanya
menjadi tempat pemakaman para pembabat alas suatu desa atau dusun. Sosok
pembababat alas yang sudah meninggal inilah yang dipercaya masyarakat
setempat bahwa rohnya masih mendiami dan menjaga desa atau dusun tersebut.
Rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ada dua, yakni: (1)
Bagaimana perkembangan tradisi sesajen di pohon Gempol Desa Temu,
Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2008-2019? (2) Bagaimana
lunturnya tradisi sesajen pohon Gempol di Desa Temu, Kecamatan Prambon,
Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2008-2019?
Penelitian skripsi ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari 4
tahapan, yakni: Heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber),
interpretasi (penafsiran sumber), historiografi (penulisan sejarah).
Pohon Gempol sendiri merupakan punden Desa Temu yang merupakan
makam pembabat alas Desa Temu. Sejarah awal mula tradisi sesajen ini dimulai
dari pembukaan lahan untuk Desa Temu, dimana sosok pembabat alas inilah yang
dituahkan oleh masyarakat. Tradisi ini merupakan kewajiban dilaksanakan oleh
pihak desa secara umum tiap tahun pada ruwah desa, dan per-individu masyarakat
ketika memiliki hajat. Perkembangan yang terjadi dalam tradisi sesajen di pohon
Gempol pada tahun 2008 merupakan tahun terakhir tradisi ini sangat sakral oleh
masyarakat Desa Temu. Pada tahun-tahun berikutnya tradisi ini mengalami
kelunturan secara siginifikan hingga pada tahun 2019 menurun secara drastis.
Kelunturan tradisi sesajen di Pohon Gempol Desa Temu ini terjadi akibat
adanya evolusi beragama pada masyarakat Desa Temu dari Islam Kejawen ke
Islam Tradisonalis dibawah naungan Nahdlatul Ulama. Perkembangan teknologi
yang pesat sehingga memudahkan masyarakat mengakses kajian keagamaan.
Kondisi ekonomi sebagian masyarakat Desa Temu yang kehilangan pekerjaan,
sehingga harus mencari pekerjaan ke luar kota. Kemudian faktor Covid-19 yang
menjadi faktor terakhir tentang lunturnya tradisi sesajen di pohon Gempol Desa
Temu. Covid-19 yang menjalar pada awal tahun 2020 membuat banyak kegiatan
dihentikan. Termasuk tradisi sesajen di pohon Gempol ini yang turun drastis
pelaksanaannya oleh masyarakat setelah tahun 2019.
Kata Kunci : Sesajen, Pohon Gempol, Desa Temu
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 21 HISTORY AND ARCHAEOLOGY > 2102 Curatorial and Related Studies > 210202 Heritage and Cultural Conservation |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam |
Depositing User: | Rafid Hadyan Amrullah |
Date Deposited: | 14 Jun 2024 08:01 |
Last Modified: | 14 Aug 2024 07:52 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/33319 |
Actions (login required)
View Item |