Dahlan, Shafira Munawaroh (2024) KONTROVERSI NAMA RÛḤ: KAJIAN TAFSIR LISAN ANTARA BUYA AR-RAZY DAN GUS QOYYUM (ANALISIS WACANA KRITIS THEO VAN LEEUWEN). Undergraduate thesis, UIN KH. Ahmad Shiddiq Jember.
Text (SK-0003-IAT-2024)
SHAFIRA MUNAWAROH DAHLAN.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
Dalam dinamika pemikiran Islam, terdapat wacana yang menolak terhadap pembahasan tentang rûḥ yang didasari oleh keyakinan bahwa melakukan diskusi semacam itu tidak etis di hadapan Allah, sebagian ulama berpendapat bahwa rûḥ merupakan suatu yang hanya diketahui oleh Allah dan tidak ada makhluk lain yang mampu mengungkap misterinya selain Allah, sedangkan yang lain berpendapat, jika jalan untuk mengetahui permasalahan rûḥ itu begitu tertutup, maka tidak ada artinya perintah Allah yang memerintahkan untuk berpikir dan merenungi masalah jiwa, agar dapat menuju makrifat kepada Allah. Salah satu yang menjadi kontroversi di kalangan para penceramah di media sosial adalah rûh mempunyai nama khusus.
Dalam penelitian ini terdapat dua fokus penelitian, (1) Bagaimana kontroversi penafsiran tentang nama rûh antara Buya Ar-Razy dan Gus Qoyyum di platform youtube? (2) Bagaimana kontroversi penafsiran tentang nama rûḥ antara Buya Ar-Razy dan Gus Qoyyum dalam analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen?. (3) Nama rûḥ dalam perspektif `ulum al-Qur`an.
Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah netnografi, yang melibatkan analisis melalui informasi yang ditemukan dalam lingkup media online, khususnya di platform youtube. Dalam pengumpulan data menggunakan metode Miles dan Huberman, dengan terfokus pada tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data atau reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Penelitian ini menghasilkan dua temuan. 1) Buya Ar-Razy mendakwahkan bahwa rûh mempunyai nama, seseorang harus mengetahui nama rûhnya sebelum ia meninggal, agar perjalanan menuju Allah tidak tertahan dan bisa mendapatkan syafaat, karena ilmu nama rûh ini telah dijelaskan di dalam kitab ulama, maka ilmu ini harus disebarkan. Sementara Gus Qoyyum berpendapat bahwa tidak ada nama rûh, yang ada adalah nama-nama sifat, karena sifat mempunyai kelebihan, maka diberi gelar oleh Allah, misal seseoarang terjadi penyingkapan, tidak ada dasar ilmiah secara syar'i maupun secara tinjauan tasawuf. 2) Penafisran Buya Ar-Razy dan Gus Qoyyum tentang nama rûh menggunakan analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen. Dari analisis wacana kritis tersebut dalam setiap argumen ditemukan 6 strategi inklusi, yakni Diderensiasi-Indeferensiasi, Objektivasi-Abstraksi, Nominasi-Identifikasi, Determinasi-Indeterminasi, Asimilasi-Individualisasi dan Asosiasi-Disosiasi. 3) Dalam perspektif `ulum al-Qur`an, persoalan nama rûḥ adalah hal gaib dan termasuk mutasyabihat, akan tetapi walaupun ayat mutasyabihat bersifat multi interpretatif, tidak berarti bahwa segala interpretasi terhadap ayat tersebut dapat dibenarkan, karena pemahaman ayat mutasyabihat harus disinkronkan dengan pemahaman ayat muhkamat. Maka Ayat-ayat mutasyabih yang menyangkut alam gaib, diserahkan sepenuhnya kepada ilmu Allah.
Kata Kunci: Kontroversi Nama Rûh, Tafsir Lisan, AWK Theo Van Leuween
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Shafira Munawaroh Dahlan |
Date Deposited: | 21 Jun 2024 08:53 |
Last Modified: | 27 Aug 2024 06:52 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/33622 |
Actions (login required)
View Item |