Azizah, Nur (2024) TAHAJJUD DALAM AL-QUR’AN (Studi Komparatif Tafsir Al-Qurṭubi dan Tafsir Al-Mishbāh). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.
Text (SK-029-IAT-2024)
Skripsi Nur Azizah 204104010039.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK
Nur Azizah, 2024: Tahajjud Dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Qurṭubi dan Tafsir Al-Mishbāh)
Kata Kunci: Tahajjud, Tafsir Al-Qurṭubi, Tafsir Al-Mishbāh
Dalam Islam, ṣalat memiliki posisi yang sangat penting, termasuk ṣalat tahajjud yang dianjurkan sebagai ibadah tambahan pada malam hari. Șalat tahajjud, yang dilakukan pada sepertiga malam terakhir, merupakan kesempatan untuk berkomunikasi dengan Allah dan mendapatkan ketenangan hati. Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang mengulas tentang pentingnya ṣalat malam. Studi ini bertujuan untuk menggali pemahaman tentang tahajjud melalui dua tafsir, al- Qurṭubi yang merupakan tafsir klasik dan tafsir al-Mishbāh yang merupakan tafsir modern. Dengan melihat manfaat dan keutamaan ṣalat tahajjud, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan analisis komparatif antara dua tafsir tersebut.
Penelitian ini berusaha menjawab rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana penafsiran Imam al-Qurṭubi terhadap ayat-ayat tahajjud dalam tafsir al- Qurṭubi? (2) Bagaimana penafsiran Quraish Shihab terhadap ayat-ayat tahajjud dalam tafsir al-Mishbāh? (3) Bagaimana perbandingan penafsiran ayat-ayat tahajjud dalam tafsir al-Qurṭubi dan tafsir al-Mishbāh?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian ini merupakan penelitian studi perbandingan (studi komparatif). Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan tafsir dengan metode muqāran. Oleh sebab itu, teori yang digunakan dan diterapkan dalam penelitian ini adalah teori tafsir muqāran yang merupakan teori tafsir perbandingan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan sebuah kesimpulan bahwa: 1. Imam al-Qurṭubi menjelaskan, tahajjud merujuk pada ṣalat malam yang dilakukan setelah tidur sebentar, kemudian bangun kembali di malam hari untuk melaksanakan ibadah tersebut. Ini didasarkan pada hadis-hadis yang menganjurkan untuk bangun di tengah malam dan melakukan ṣalat. 2. Quraish Shihab menjelaskan, tahajjud memiliki makna yang lebih luas. Baginya, tahajjud bukan hanya tentang ṣalat malam, tetapi juga mencakup semua ibadah yang dilakukan di malam hari, seperti dzikir, membaca Al-Quran, memohon ampunan, dan lainnya. Baginya, esensi dari tahajjud adalah kesadaran spiritual dan keintiman dengan Allah yang bisa dicapai di malam hari. 3. Persamaan penafsiran Imam al-Qurṭubi dan Quraish Shihab adalah sama-sama menafsirkan “maqaman mahmuda” dengan makna syafaat Nabi Muhammad pada hari kiamat. Perbedaan penafsiran Imam al-Qurṭubi dan Quraish Shihab adalah Imam al-Qurṭubi menjelaskan ṣalat tahajjud dilaksanaan setelah tidur, sedangkan Quraish Shihab menjelaskan ṣalat tahajjjud dilaksanakan setelah tidur atau sebelum tidur, tergantung pemahaman kita terhadap konsepnya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Nur Azizah |
Date Deposited: | 27 Jun 2024 03:11 |
Last Modified: | 27 Aug 2024 08:40 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/34255 |
Actions (login required)
View Item |