Rza Fikri, M. Rifqi (2024) TRADISI BARITAN TAKIR SEWU (STUDI LIVING HADIS DI DESA KLUNCING KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI). Undergraduate thesis, UIN Kiai Achmad Siddiq Jember.
Text
Skirpsi Real Rifqi Reza fikri WM.pdf Download (4MB) |
Abstract
M. Rifqi Rza Fikri, 2024: Tradisi Baritan Takir Sewu, (Studi Living Hadis Di Desa Kluncing Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi)
Kata Kunci: Living Hadis, Tradisi Baritan Takir Sewu, dan Tindakan Sosial
Living hadis adalah sebuah pemahaman atau praktek yang melibatkan suatu hadis yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Semisalnya saja adanya suatu tradisi yang mengontribusikan dengan keislaman atau menggunakan dalil atau landasan dari hadis, itulah yang dinamakan dengan living hadis atau hadis yang hidup ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Sebagai salah satu contoh yaitu tradis Baritan Takir Sewu. Masyarakat desa Kluncing melakukan tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur atas semua nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia ini, yang berupa kesehatan, hasil panen , dan semuanya.
Penelitian ini difokuskan kepada tradisi Baritan Takir Sewu yang dilaksanakan oleh masyarakat desa Kluncing kecamatan Licin kabupaten Banyuwangi dengan memfokuskan penelitian pada 1. Bagaimana asal usul dan tradisi Baritan Takir Sewu di desa Kluncing, Licin, Banyuwangi?. 2. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang adanya sebuah tradisi Baritan Takir Sewu?. 3. Bagaimana proses terlaksananya tradisi Baritan Takir Sewu?.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui asal- usul terjadinya tradisi Baritan Takir Sewu di desa Kluncing. 2. Untuk mengetahui pemahaman lebih mendalam tentang adanya tradisi Baritan Takir Sewu di desa Kluncing, Licin, Banyuwangi. 3. Untuk mengetahui proses awal-akhir pelaksanaan tradisi Baritan Takir Sewu di desa Kluncing, Licin, Banyuwangi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan field research (penelitian lapangan) yang mana penelitian ini mencari makna, pemahaman, pengertian secara mendalam tentang suatu terjadinya fenomena yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung dengan melakukan sebuah teknik pengumpulan data dengan melakukan sebuah observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Pada penelitian ini, peneliti mengkaji tradisi Baritan Takir Sewu dengan menggunakan teori tindakan sosial Max Weber.
Asal-usul tradisi ini bermula dari wabah penyakit dan bencana alam yang mengganggu hasil panen dan kesehatan, sehingga masyarakat melakukan tradisi tersebut. Pelaksanaan tradisi ini sudah sejak lama dilakukan, hingga tokoh masyarakat tidak mengetahui awal dari pelaksanaan tradisi ini karena beliau hanya meneruskan tradisi nenek moyang dan dari tokoh masyarakat sebelumnya juga tidak diberi tahu. Pemahaman masyarakat tentang adanya tradisi Baritan Takir Sewu adalah sebuah tradisi warisan nenek moyang untuk mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Allah Swt, mempererat tali silaturrahmi, mengharap kebarokahan dan juga meminta perlindungan kepada Allah Swt dan lain-lain. Proses pelaksanaan tradisi Baritan Takir Sewu mirip dengan tradisi Islam lainnya, melibatkan pembacaan Quran, tahlilan, doa, dan makan-makan bersama. Acara ini tidak memaksa undangan, namun untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat atas nikmat Allah Swt.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1601 Anthropology > 160104 Social and Cultural Anthropology 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1608 Sociology > 160802 Environmental Sociology 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1608 Sociology > 160804 Rural Sociology 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200204 Cultural Theory |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits |
Depositing User: | Mahasiswa M. Rifqi Rza Fikri |
Date Deposited: | 07 Jan 2025 02:46 |
Last Modified: | 07 Jan 2025 02:46 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/39324 |
Actions (login required)
View Item |