Jenya, Gilva (2025) Peniadaan Pidana Bagi Pelaku Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas (Studi Putusan Nomor 41/Pid.B/2019/PN Rno). Undergraduate thesis, UIN KH Ahmad Siddiq Jember.
![]() |
Text
Jenya Gilva.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
Jenya Gilva Elhaqi, 2024. “Peniadaan Pidana Bagi Pelaku Pembelaan
Terpaksa Yang Melampaui Batas (Studi Putusan Nomor
41/Pid.B/2019/PN RNO)”
Sikripsi ini, merupakan hasil penelitian yg berawal pada sebuah teori
pidana, seseorang dikatakan bersalah dalam melakukan tindak pidana diperlukan
sebuah kesalahan (schuld). Teori tesebut bersumber dari sebuah asas pidana yang
menyatakatan bahwa tiada pidana tanpa kesalahan. Namun, diluar aspek tersebut
terdapat suatu kasus yang mengarah terhadap adanya pelanggaran atau kesalahan
pidana tapi tidak terkena hukum pidana. Sebagaimana terjadi pada kasus (Studi
Putusan Nomor 41/Pid.B/2019/PN RNO).
Sehingga fokus penelitian skripsi ini: 1. Bagaimana perspektif hukum
pidana islam mengenai Peniadaan Pidana Bagi Pelaku Pembelaan Terpaksa Yang
Melampaui Batas (Studi Putusan Nomor 41/Pid.B/2019/PN Rno) ?, 2. Bagaimana
analisis pertimbangan hukum hakim dalam Putusan Nomor 41/Pid.B/2019/PN Rno
berdasarkan hukum positif ?
Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui perspektif hukum pidana
islam mengenai Peniadaan Pidana Bagi Pelaku Pembelaan Terpaksa Yang
Melampaui Batas (Studi Putusan Nomor 41/Pid.B/2019/PN Rno)., 2. Untuk
mendeskripsikan pertimbangan hukum hakim dalam Putusan menyangkut
peniadaan pidana berdasarkan pembelaan terpaksa.
Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif. Kajian yuridis normatif
menitikberatkan pada hukum, yang diartikan sebagai norma atau peraturan yang
berlaku dalam masyarakat dan menjadi pedoman tingkah laku setiap orang. Hukum
normatif sebagai penelitian hukum yang dilakukan hanya melalui pemeriksaan
sumber kepustakaan atau data sekunder.
Hasil penelitian ini; 1. tindakan pembelaan diri terpaksa sesuai pada kasus (Studi
Putusan Nomor 41/Pid.B/2019/PN Rno) merupakan Ad-daf‟u Al-fahisyah (pembelaan diri
mendesak) dalam artian ketika kondisi darurat dan tidak ada opsi lain yang lebih ringan
serta terpaksa melakukan pembelaan sampai melampaui batas yang seharusnya, itu
diperbolehkan secara doktrin hukum pidana Islam., 2. Dalam putusan Putusan Nomor
41/Pid.B/2019/PN Rno, terdakwa telah terbukti memenuhi ketentuan pembelaan terpaksa
yang melampauai batas dalam Pasal 49 ayat 2 KUHP sehingga perbuatan Terdakwa
tersebut tidak dapat dipidana dikarenakan adanya alasan penghapusan pidana yaitu
Pembelaan terpaksa yang melampaui batas (Noodweer Exces).
Kata kunci : Peniadaan pidana, pembelaan terpaksa, melampaui batas
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | Ms Jenya Gilva |
Date Deposited: | 17 Jun 2025 03:05 |
Last Modified: | 17 Jun 2025 03:05 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/42745 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |