HADIS LARANGAN SALAT SETELAH SUBUH DAN ASAR PERSPEKTIF HERMENEUTIKA YUSUF AL-QARDHAWI (Kajian Ma’anil Hadis)

Fahmi, Abd Ghoni (2025) HADIS LARANGAN SALAT SETELAH SUBUH DAN ASAR PERSPEKTIF HERMENEUTIKA YUSUF AL-QARDHAWI (Kajian Ma’anil Hadis). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Abd Ghoni Fahmi_212104020008.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Salat sunah yang paling dianjurkan oleh Nabi Saw adalah salat sunah rawatib, yaitu salat sunah yang dikerjakan sebelum ataupun setelah salat fardu. Namun, terdapat dua waktu salat fardu yang tidak ada salat sunah rawatib, yaitu setelah salat subuh dan asar dan pada dua waktu tersebut dilarang untuk mendirikan salat yang berdasarkan hadis Nabi saw. Namun, disisi lain hadis ini dirasa seakan saling bertentangan dengan adanya hadis tidak ada larangan salat di waktu kapanpun ketika berada di baitullah, kemudian alasan larangan salat ini dikarenakan pada waktu subuh dan asar bersamaan dengan munculnya dua tanduk setan, lantas bagaimana menanggapi salat qabliyah seseorang yang salat di akhir waktu salat subuh dan asar.
Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Apa makna hadis larangan salat setelah subuh dan asar? 2) Bagaimana pemahaman hadis larangan salat setelah subuh dan asar perspektif hermeneutika Yusuf al-Qardhawi.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui makna hadis larangan salat setelah subuh dan asar. 2) untuk mengetahui hasil analisis hadis larangan salat setelah subuh dan asar perspektif hermeneutika Yusuf al-Qardhawi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Teknik pengumpulan data menggunakan identifikasi dan seleksi sumber, dokumentasi, studi literatur, dan analisis isi. Kemudian, teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis), yakni menginterpretasikan makna hadis larangan salat setelah subuh dan asar dengan menggunakan Hermeneutika Yusuf al-Qardhawi sebagai pisau analisis.
Penelitian ini sampai pada simpulan bahwa 1) makna dari hadis larangan salat setelah subuh dan asar ini memiliki pengecualian terhadap salat yang bersifat wajib dan salat sunah yang memiliki sebab 2) hasil analisis hadis larangan salat setelah subuh dan asar perspektif hermeneutika Yusuf al-Qardhawi yaitu: hadis ini tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis lainnya yang setema, waktu larangan salat ini berlaku pada orang yang telah melaksanakan salat subuh ataupun asar, dan hal yang menjadi penyebab larangan hadis ini berkaitan dengan perkara ghaib yaitu, karena pada waktu itu bersamaan dengan munculnya dua tanduk setan dan menyerupai ibadah kaum munafiq, kemudian makna kontekstualisasi kata “dua tanduk setan” yang relevan dengan saat ini adalah kelalaian spiritual karena pada waktu pagi seseorang tergesa-gesa untuk beraktivitas dan pada waktu sore seseorang santai ataupun rehat setelah seharian beraktivitas sehingga jika melaksanakan salat pada waktu itu cenderung tidak khusyuk.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits
Depositing User: Man Abd Ghoni Fahmi
Date Deposited: 23 Jun 2025 06:43
Last Modified: 23 Jun 2025 06:43
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/43496

Actions (login required)

View Item View Item