Gambaran penerimaan diri orang tua pada anak autism spectrum disorder (ASD) di biro layanan cempaka bunda lumajang

Nurhasanah, Siti (2025) Gambaran penerimaan diri orang tua pada anak autism spectrum disorder (ASD) di biro layanan cempaka bunda lumajang. Undergraduate thesis, UIN Kyai Achmad Siddiq Jember.

Text Skripsi_SITI NURHASANAH_212103050031..pdf Download (3MB)

Abstract

Kata Kunci: Autism Spectrum Disorder (ASD), Penerimaan Diri, Orang Tua.
Penerimaan diri orang tua terhadap anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) kategori sedang merupakan sebuah perjalanan psikologis yang kompleks, penuh pergulatan emosional, dan membutuhkan adaptasi yang terus-menerus. Anak-anak dengan ASD menghadirkan tantangan unik bagi keluarga, yang tidak hanya berkaitan dengan keterbatasan komunikasi atau perilaku, tetapi juga berhubungan erat dengan bagaimana orang tua memaknai peran dan tanggung jawab mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dinamika penerimaan diri orang tua yang anaknya mengikuti terapi di Biro Layanan Cempaka Bunda Lumajang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penerimaan diri pada orang tua, terutama ibu, berkembang secara bertahap melalui empat aspek utama: pemahaman emosi anak yang diwujudkan lewat kepekaan terhadap bahasa nonverbal, dukungan terhadap minat anak seperti menyukai kereta atau bermain air, pembiasaan perilaku mandiri melalui rutinitas sederhana, serta pemberian kasih sayang yang konsisten meskipun anak sulit berkomunikasi. Di sisi lain, faktor pendukung penerimaan mencakup pemahaman diri yang reflektif, keberadaan komunitas sesama orang tua ASD, pengalaman masa kecil yang membentuk keteguhan hati, serta keterlibatan suami yang aktif seperti pada kasus Ayah Bian. Adapun hambatan yang dihadapi meliputi tekanan emosional berat di awal diagnosis, harapan tidak realistis seperti membandingkan anak dengan saudara kandung, serta minimnya dukungan dari lingkungan sosial atau pasangan, sebagaimana terlihat pada beberapa ayah yang menarik diri dari peran pengasuhan.

Actions (login required)

View Item