Hubungan Cyberbullying dengan Kepercayaan Diri Remaja di SMAN 1 Bangorejo Banyuwangi

Shoumi, Zayyana Fajriati (2025) Hubungan Cyberbullying dengan Kepercayaan Diri Remaja di SMAN 1 Bangorejo Banyuwangi. Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

Text zayana fajriati shoumi 212103030064 skripsi final.pdf Download (6MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Cyberbullying dengan kepercayaan diri remaja di SMA Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi. Cyberbullying merupakan bentuk perundungan yang dilakukan melalui media digital dan seringkali berdampak negatif terhadap kondisi psikologis korban, termasuk menurunnya kepercayaan diri. Namun, dampak tersebut tidak selalu bersifat linear dan dapat bervariasi tergantung pada faktor internal dan eksternal individu. Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dan nilai dirinya dalam menghadapi berbagai situasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 siswa kelas XI yang dipilih melalui teknik proportionate stratified random sampling. Instrumen pengumpulan data berupa skala Cyberbullying dan skala kepercayaan diri yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan uji Pearson Product Moment menggunakan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara Cyberbullying dengan kepercayaan diri remaja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,309 dan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Artinya, semakin tinggi pengalaman remaja dalam menghadapi Cyberbullying, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan dirinya. Temuan ini bertentangan dengan teori Willard yang menyatakan bahwa Cyberbullying merupakan bentuk kekerasan psikologis yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri, membuat korban menjadi pendiam, tertutup, dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Cyberbullying tidak selalu menurunkan kepercayaan diri remaja, tergantung pada bagaimana individu memaknai dan merespon pengalaman tersebut. Dalam konteks ini, teori kognitif sosial dari Bandura dan teori resiliensi menjadi relevan untuk menjelaskan fenomena tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah, orang tua, dan konselor untuk memahami dinamika psikologis remaja di era digital, serta mendorong penguatan kepercayaan diri melalui pendekatan yang konstruktif.

Actions (login required)

View Item