Kulsum, Siti Umi (2025) KHATAMAN AL-QUR’AN DI PUNCAK GUNUNG BUYUT (KAJIAN LIVING QUR’AN DESA SUKORENO, KALISAT JEMBER. Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Shiddiq Jember.
![]() |
Text
SKRIPSI SITI UMI KULSUM - wm - revisi-3.pdf Download (2MB) |
Abstract
Siti Umi Kulsum, 2025: Khataman Al-Qur’an Di Puncak Gunung Buyut (Kajian Living Qur’an Desa Sukoreno, Kalisat Jember).
Kata kunci: , Khataman Al-Qur’an, Puncak Gunung Buyut, Living Qur’an
Penelitian ini membahas tentang khataman Al-Qur’an yang dilaksanakan di puncak Gunung Buyut Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Penelitian ini dilatar belakangi oleh keunikan lokasi khataman Al-Qur’an yang berada di puncak Gunung Buyut. Fokus pada penelitian ini adalah: Pertama, Bagaimana sejarah dan prosesi khataman Al-Qur’an di puncak Gunung Buyut Desa Sukoreno, Kalisat Jember? Kedua, Bagaimana makna Khataman Al-Qur’an di puncak Gunung Buyut bagi masyarakat?.
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif living Qur’an dengan pendekatan sosiologis karena mengkaji tindakan masyarakat terkait pelaksanaan khataman Al-Qur’an sebagai bentuk nilai budaya dan keagamaan masyarakat. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber utama dalam penelitian ini adalah penggagas khataman Al-Qur’an dan masyarakat Desa Sukoreno yang berpartisipasi dalam khataman Al-Qur’an.
Hasil penelitian ini menyimpulkan, sejarah awal adanya praktik tersebut adalah karena ingin mengubah kebiasaan masyarakat yang di pengaruhi oleh budaya Hindu, seperti makan dan meletakkan sesaji dengan mengadakannya khataman Al-Qur’an di lokasi utama pengultusan. Praktik tersebut dilaksanakan pada hari Kamis Kliwon sampai malam Jumat Manis di puncak Gunung Buyut tepatnya di makam Buyut Maryo selaku perintis dan penyebar ajaran Islam di Desa Sukoreno. Prosesi Khataman Al-Qur’an di mulai dengan pembukaan, tawasul kepada Nabi dan Ahli Kubur. Kemudian pembacaan Al-Qur’an dengan jeda Salat Zuhur, Asar dan Magrib berjamaah di tempat kegiatan. Setelah khatam, dilanjutkan membaca tahlil dan terakhir membaca doa. Kegiatan penutup adalah makan bersama di puncak Gunung Buyut.
Masyarakat memaknai Khataman Al-Qur’an di puncak Gunung Buyut sebagai ungkapan syukur, hikmah, bernilai sakral, dan diyakini dapat menjauhkan dari musibah. Secara afektif, kegiatan ini mencerminkan rasa hormat, kagum, cinta terhadap Al-Qur’an, serta bentuk silaturahmi dan penghormatan kepada leluhur. Secara rasional instrumental, khataman diyakini membawa ketenangan, kesembuhan, berkah, pahala, dan sebagai perantara terkabulnya hajat. Sementara tindakan secara tradisional, untuk melestarikan budaya religi dan mengenang jasa perintis Desa Sukoreno. Tradisi Khataman Al-Qur’an di puncak Gunung merupakan wujud Living Qur’an, di mana Al-Qur’an dihayati dalam budaya lokal sebagai media Islamisasi tradisi yang dipengaruhi budaya Hindu dan dimaknai masyarakat sebagai warisan religi, ekspresi spiritual, dan sarana keberkahan, sesuai teori tindakan sosial Max Weber.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220407 Studies in Religious Traditions (excl. Eastern, Jewish, Christian and Islamic Traditions) 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220499 Religion and Religious Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Umi Kulsum |
Date Deposited: | 10 Jul 2025 02:44 |
Last Modified: | 10 Jul 2025 02:44 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/48050 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |