Kegiatan wagean sebagai upaya menjaga hafalan al-qur'an santri dan alumni pondok pesantren roudlotussalam tanjungrejo wuluhan jember

Dian pertiwi, Yurike (2025) Kegiatan wagean sebagai upaya menjaga hafalan al-qur'an santri dan alumni pondok pesantren roudlotussalam tanjungrejo wuluhan jember. Undergraduate thesis, UIN Khas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Skripsi Yurike Dian Pertiwi watermark .pdf

Download (2MB)

Abstract

Yurike Dian Pertiwi, 2025: “Kegiatan Wagean Sebagai Upaya Menjaga Hafalan Al-Qur’an Santri dan Alumni Pondok Pesantren Roudlotussalam Tanjungrejo Wuluhan Jember”

Kata Kunci: Wagean, Hafalan Al-Qur’an, Pondok Pesantren, Living Qur’an, Karl Mannheim

Dalam beberapa tahun terakhir, kajian terhadap al-Qur’an mengalami perluasan, dari yang sebelumnya hanya bersifat tekstual menjadi kajian sosial budaya. Salah satu aktualisasi nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari adalah melalui tradisi keagamaan yang berkembang di lingkungan pesantren. Pondok Pesantren Roudlotussalam Tanjungrejo Wuluhan Jember memiliki sebuah tradisi khas yang bernama Wagean, yakni kegiatan khataman rutin yang dilaksanakan setiap 35 hari sekali yang bertujuan untuk menjaga hafalan al-Qur’an bagi santri dan alumni.
Fokus penelitian dalam skripsi ini, yaitu: pertama, bagaimana latar belakang dan praktik Wagean di Pondok Pesantren Roudlotussalam Tanjungrejo Wuluhan Jember?, Kedua, bagaimana makna kegiatan Wagean dianalisis menggunakan teori sosiologi Karl Mannheim
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersumber dari data lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Sumber datanya menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian tersebut terdapat kesimpulan 1) Latar belakang Wagean berangkat dari keresahan para alumni yang ingin terus menjaga hafalan al-Qur’an mereka meskipun telah menyelesaikan pendidikan di pesantren. Karena setelah kembali ke kehidupan masyarakat, sebagian besar alumni menghadapi berbagai kesibukan sehingga kesulitan untuk menjaga hafalan. Kegiatan ini dimulai pada pukul 06.00 pagi hingga sekitar pukul 15.00 sore diawali dengan pembacaan tawassul, dilanjutkan dengan khataman al-Qur’an dan diakhiri dengan tausiyah pengasuh untuk memberikan motivasi kepada para santri agar senantiasa bersemangat, menguatkan niat, serta terus istiqamah dalam menjaga hafalan al-Qur’an. 2) Analisis Wagean sebagai upaya menjaga hafalan terhadap Sosiologi Karl Mannheim terdapat tiga poin yakni, makna objektif, sebagai upaya menjaga dan memperkuat hafalan al-Qur’an. Makna ekspresif, yakni tafa’ulan kepada murabbi hifdz al-Qur’an, mendekatkan diri kepada Allah Swt, dan mengatasi kemalasan muroja’ah, dan mendapatkan ridlo guru. Makna dokumenter, yakni bahwa tradisi Wagean merupakan bagian dari proses pelestarian nilai kebudayaan dan keagamaan di pesantren sebagai identitas pesantren yang menunjukkan perhatian terhadap hafalan al-Qur’an dan kegiatan ini semakin dicintai serta terus dilestarikan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: S.Ag. Yurike Dian Pertiwi
Date Deposited: 15 Jul 2025 07:01
Last Modified: 15 Jul 2025 07:01
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/48482

Actions (login required)

View Item View Item