Wafi, Rizal Amir (2025) ANALISIS YURIDIS PENJATUHAN PIDANA KEBIRI KIMIA TERHADAP PELAKU PERKOSAAN ANAK KANDUNG PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM (Studi Kasus Pada Putusan Nomor 858/Pid.Sus/2022/Pn Bjm). Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
|
Text
Rizal Amir Wafi.pdf Download (3MB) |
Abstract
Rizal Amir Wafi, 2025: Analisis Yuridis Penjatuhan Pidana Kebiri Kimia Terhadap Pelaku Perkosaan Anak Kandung Perspektif Hukum Pidana Islam (Studi Kasus Pada Putusan Nomor 858/Pid.Sus/2022/Pn Bjm) Kata Kunci: Kebiri Kimia, Perkosaan, Hukum Pidana Islam Tindak pidana perkosaan orang tua terhadap anak, menjadikan perhatian khusus pemerintah terkait permasalahan tersebut mengambil upaya apabila kejahatan perkosaan telah mencapai titik puncak. sanksi pengebirian yang dijatuhkan terhadap pelaku kejahatan seksual pada anak, berupa tindakan dimana pelaku disuntikan zat anti testoteron pada tubuh pelaku dengan tujuan menurunkan hormon testoteron sehingga dapat mempengaruhi pada hasrat seksual laki laki. Permasalahan yang membuat peneliti mengkaji terkait permasalahan kebiri kimia yang dijatuhkan terhadap pelaku tindak pidana perkosaan anak kandung, dalam hal ini kebiri kimia yang dijadikan hukuman dinilai layak atau tidaknya dalam perspektif hukum positif dan hukum islam, karena dalam hukum islam sendiri tidak diatur secara jelas terkait hukuman kebiri kimia yang dijatuhkan terhadap pelaku perkosaan anak kandung. Fokus Penelitian ini diataranya yaitu : 1) Bagaimana Analisis Hukum Pidana Islam terhadap putusan nomor 858/Pid.Sus/2022/Pn Bjm atas penjatuhan pidana kebiri kimia terhadap pelaku perkosaan anak kandung? 2) Bagaimana pandangan Hukum Pidana Islam terhadap penjatuhan kebiri kimia pada pelaku perkosaan orang tua terhadap anak kandung? Penelitian ini menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan kasus. Dalam teknik pengumpulan bahan hukum peneliti menggunakan salinan putusan, peraturan perundang-undangan , serta penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 1). Pada kasus ini perbuatan seorang pria dewasa sebagai ayah terhadap putrinya dalam konteks ini termasuk kategori zina yang dilarang secara tegas dalam hukum islam. Melakukan hubungan seksual dengan mahram dikategorikan pada tindak pidana zina serta hadd harus dijalankan pada pelaku, yakni rajam sampai mati. Terkait hukuman tambahan kebiri yang diberikan hakim terhadap pelaku disebut ta’zir dianggap layak karena perbuatan tersebut merupakan salah satu perbuatan keji, bukan hanya kebiri kimia saja kebiri fisik pun layak diberikan terhadap pelaku. 2). Pandangan Hukum Pidana Islam, dalam Putusan Nomor 858/Pid.Sus/2022/Pn Bjm bahwa hukuman kebiri kimia diklasifikasikan ke dalam sanksi ta’zir dalam penerapannya terdapat batasan minimal serta maksimal sesuai ketentuan yang ditetapkan hakim. Penetapan hukuman ini berada di bawah kewenangan hakim yang memutuskan besaran hukuman sesuai pertimbangan kasus. Namun, dalam syari’at Islam, hukuman kebiri tidak secara khusus diatur sebagai sanksi bagi pelaku jarimah, karena secara rinci bentuk hukuman pidana untuk berbagai perbuatan telah ditetapkan.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180110 Criminal Law and Procedure (incl. Islamic Criminal Law, Jinayat) |
| Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Pidana Islam |
| Depositing User: | Rizal Amir Wafi |
| Date Deposited: | 27 Nov 2025 07:03 |
| Last Modified: | 27 Nov 2025 07:03 |
| URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/49388 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
