Almuhdar, Husein Murtada (2025) Makna Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm Dalam Tafsir Mafātiḥ al-Ghayb (Analisis Teori Ma'na Cum Maghza). Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
|
Text
Husein murtada Almuhdar_212104010001.pdf Download (1MB) |
Abstract
Kata Kunci: Al-ṣirāṭ al-mustaqīm, Mafātiḥ al-Ghayb , Ma‘na cum maghza
Konsep al-ṣirāṭ al-mustaqīm atau “jalan yang lurus” merupakan salah satu prinsip fundamental dalam ajaran Islam yang termaktub secara eksplisit dalam Al-Qur’an, khususnya pada Surah Al-Fatihah ayat 6. Umat Islam senantiasa memohon kepada Allah untuk diberikan petunjuk agar tetap berada di jalan lurus, yang dalam praktiknya bukan hanya dipahami sebagai jalan fisik, tetapi juga meliputi dimensi spiritual, moral, dan sosial. Urgensi konsep ini telah banyak dikaji oleh para ulama klasik maupun kontemporer, termasuk Imam Al-Ghazali dan Fakhruddin Al-Razi, dengan menekankan relevansinya dalam membentuk perilaku, etika, dan arah kehidupan seorang Muslim.
Rumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana makna al-ṣirāṭ al- mustaqīm ditafsirkan dalam Tafsir Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin Al-Razi, serta bagaimana analisis dengan pendekatan ma‘na cum maghza dapat memberikan relevansi baru terhadap konsep tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap makna mendalam al-ṣirāṭ al-mustaqīm melalui pendekatan linguistik, teologis, dan filosofis, serta menunjukkan implikasinya bagi pembentukan karakter individu maupun pembangunan masyarakat yang adil dan beradab.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian kualitatif berbasis studi pustaka dengan pendekatan analisis teks. Sumber utama penelitian adalah Tafsir Mafātiḥ al-Ghayb , yang dianalisis menggunakan teori ma‘na cum maghza. Teori ini menekankan pentingnya memahami makna teks sekaligus tujuan dan pesan kontekstualnya, sehingga tidak hanya berhenti pada aspek literal, tetapi juga memperhatikan relevansinya dengan kebutuhan zaman. Pendekatan ini dipadukan dengan analisis linguistik pada istilah ihdina, sirāt, dan mustaqīm, serta kajian epistemologis yang menyoroti relasi antara wahyu, akal, dan fitrah dalam menemukan jalan kebenaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Ar-Razi, al-ṣirāṭ al-mustaqīm merupakan jalan yang mengintegrasikan ilmu, amal, dan ikhlas sebagai satu kesatuan. Jalan lurus dipahami bukan hanya sebagai tuntunan moral individu, melainkan juga sebagai pedoman kolektif untuk membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan beretika. Penelitian ini juga menemukan bahwa makna al-ṣirāṭ al- mustaqīm tidak hanya bersifat normatif-teologis, tetapi juga epistemologis, karena mengarahkan manusia kepada pengetahuan yang benar, lurus, dan bersumber dari petunjuk Ilahi. Dengan demikian, pemahaman komprehensif atas konsep ini dapat membantu umat Islam menghadapi tantangan etika, sosial, maupun intelektual di era modern.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
| Depositing User: | Husein Murtada almuhdar |
| Date Deposited: | 01 Dec 2025 02:40 |
| Last Modified: | 01 Dec 2025 02:40 |
| URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/49421 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
