Analisis Semiotika Triadik Dalam Penafsiran Asma al-Husna Surah al-Hasyr Ayat 22-24: Perbandingan Antara Ibn Taymiyyah dan Fakhr al-Din al-Razi

Furqon, Nazilul (2025) Analisis Semiotika Triadik Dalam Penafsiran Asma al-Husna Surah al-Hasyr Ayat 22-24: Perbandingan Antara Ibn Taymiyyah dan Fakhr al-Din al-Razi. Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
SKRIPSI KU NAZIL DIGILIB.pdf

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK
Nazilul Furqon, 2025: Analisis Semiotika Triadik dalam Penafsiran Asma al-Husna Surah al-Hasyr Ayat 22-24: Perbandingan antara Ibn Taymiyyah dan Fakhr al-Din al-Razi.
Kata Kunci: Asmaul Husna, Semiotika Triadik, QS. Al-Hasyr ayat 22-24.
Asmaul Husna dalam Q.S. al-Hasyr ayat 22–24 memuat deretan asma Allah yang menggambarkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya, seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus, As-Salam, Al-Mu’min, hingga Al-Musawwir. Nama-nama tersebut sering dipahami sebagai penegasan mengenai keesaan dan keagungan Allah. Namun, di balik pemahaman umum tersebut, terdapat kedalaman makna yang berlapis dan ditafsirkan secara berbeda oleh para ulama, termasuk Ibnu Taimiyah dan Fakhruddin al-Razi. Perbedaan Pernafsiran ini mengandung fakta menarik mengenai bagaimana konsep ketuhanan dipahami melalui berbagai perspektif.
Penulisan skripsi ini memiliki fokus penelitian 1) Bagaimana Ibn Taymiyyah dan Fakhr al-Din al-Razi menafsirkan Asmaul Husna dalam Surat al-Hasyr ayat 22-24? 2) Bagaimana analisis semiotika triadik Charles Sanders Peirce dapat digunakan untuk memahami perbedaan penafsiran Asmaul Husna oleh kedua tokoh tersebut? Tujuan penelitiannya adalah untuk menganalisis penafsiran Ibn Taymiyyah dan Fakhr al-Din al-Razi terhadap Asma al-Husna dan menerapkan analisis semiotika triadik Charles Sanders Peirce dalam memahami penafsiran Asma al-Husna oleh kedua tokoh tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Data dikumpulkan melalui literatur berupa kitab tafsir, buku, karya-karya semiotika, serta jurnal dan artikel ilmiah yang relevan. Analisis data dilakukan menggunakan teori semiotika Peirce yang meliputi tiga unsur utama: representamen, objek, dan interpretant.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibnu Taimiyah menafsirkan Asmaul Husna dengan menekankan hubungan langsung Allah dengan makhluk-Nya melalui tindakan rahmat, kekuasaan, penjagaan, dan kebijaksanaan praktis. Sedangkan, Fakhruddin al-Razi melihat setiap asma Allah sebagai prinsip, keunikan esensial Allah, dan keluasan ilmu-Nya. Penafsiran dari kedua tokoh tersebut menghasilkan interpretant yang saling melengkapi dalam menggambarkan kesempurnaan sifat-sifat Allah. Dalam konteks semiotika Peirce, Asmaul Husna pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai penyebutan nama-nama indah Allah, tetapi juga sebagai tanda yang menghadirkan pemahaman mendalam mengenai realitas ketuhanan yang universal dan berlapis.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Nazilul Furqon
Date Deposited: 19 Dec 2025 01:34
Last Modified: 19 Dec 2025 01:34
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/50319

Actions (login required)

View Item View Item