Nur Diana Arfianti, - (2020) Konsep Kafa’ah dikalangan Komunitas Habaib di Bondowoso Menurut Perspektif Fuqaha Hanafiah. Undergraduate thesis, Fakultas Syariah Jurusan Hukum Islam Program Studi Hukum Keluarga (HK).
Text
NUR DIANA ARFIANTI_S20161076.pdf Download (11MB) |
Abstract
Nur Diana Arfianti, 20: Konsep Kafa’ah dikalangan Komunitas Habaib di Bondowoso Menurut Perspektif Fuqaha Hanafiah Dalam pernikahan. ada syarat dan rukun yang mempengaruhi sah tidaknya sebuah pekniakahan, terdapat pula aturan lain yang ada dalam literature kitabkitab fiqh klasik, yaitu konsep Kafa’ah, yaitu kesetaraan anatara calon laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal Agama (Ad-din), Keturunan (nasab), Kedudukan (hasab) dan lain sebagainya. Dalam konsep Kafa’ah inilah kemudian ada sebagian ulama’ yang berbeda pendapat tentang Kafa’ah sebagai syarat atau hanya anjuran saja dalam pernikahan, dan melarang pernikahan syarifah dengan laki-laki non syarif karena dianggap tidak sekufu’ dan merusak nasab mulia Nabi Muhammad SAW. Fokus Penilitian dalam skripsi ini yaitu: 1. Bagaimana konsep Kafa’ah dikalangan Habaib di Bondowoso, 2. Bagaimana konsep Kafa’ah dikalangan habaib di Bondowoso Perspektif Fuqaha Hanafiah? Tujuan penelitian skripsi ini yaitu untuk mengetahui Kafa’ah dikalangan Habaib di Bondowoso untuk mengeatahui konsep Kafa’ah dikalangan habaib di Bondowoso perspektif Fuqaha Hanafiah. Adapun metode penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan atau (field research) yang bersifat sosiologi empiris yaitu melakukan penelitian dilapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan mendatangi responden yang berada dilokasi penelitian tersebut, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data yang digunakan yaitu data primer, sekunder dan tersier, adapun teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan dengan cara observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian dalam skripsi ini peneliti menyimpulkan dengan beberapa pendapat serta harapan yaitu: 1. Konsep Kafa’ah menurut para Habaib , adalah kesesuaian atau kecocokan antara calon laki-laki dan calon perempuan dalam segi nasab dan akhlaq sebelum terjadinya pernikahan, tetapi mereka lebih metekankan kepada kemampuan pasangan dalam membimbing satu sama lain. Makna kata membimbing dapat difahami sebagai kemampuan agama dan akhlak seseorang. Sebagian besar mengungkapkan bahwa yang mendasari terjadinya pernikahan antara syarifah dan orang biasa adalah karena pertimbangan agama dan perasaan sayang diantara mereka dengan tanpa melihat nasab keluarga dalam status sosial. Kafa’ah dalam segi nasab tidak menjadi pertimbangan walau mereka akan putus nasabnya dengan Rasulullah bagi syarifah yang menikah dengan orang biasa. 2. Konsep Kafa’ah dikalangan habaib di Bondowoso perspektif Fuqaha Hanafiah merupakan syarat lazim dari suatu pernikahan dalam artian perempuan yang sudah akil dan baligh menikahkan dirinya dengan orang yang setara dengannya, maka pernikahan ini suatu yang boleh dilakukan dan walaupun tidak kufu’ pernikahannya tetap sah
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified |
Depositing User: | m muhammad fadil |
Date Deposited: | 22 Apr 2022 02:42 |
Last Modified: | 22 Apr 2022 02:42 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/5706 |
Actions (login required)
View Item |