Majlis Dzikrul Ghofilin Kabupaten Jember perspektif ma‘rifat al-nafs Imam Al-Ghazali

Rusydi, Muhammad (2023) Majlis Dzikrul Ghofilin Kabupaten Jember perspektif ma‘rifat al-nafs Imam Al-Ghazali. Doctoral thesis, Pascasarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Text (Membahas tentang jati diri (hakekat) manusia perspektif Imam Al-Ghazali dan Majlis Dzikrul Ghofilin Jember) Dr. Muhammad Rusydi.pdf Download (6MB)

Abstract

Majlis Dzikrul Ghofilin berusia setengah abad dengan jutaan jemaah/pengamal dan jemaahnya semakin bertambah banyak hingga merambah ke mancanegara. Padahal secara keorgani-sasian, tidak dilengkapi dengan tertib administratif seperti struktur kepengurusan, SK, surat menyurat, dll. Sehingga terjadi perbedaan klaim tentang sejarah lahirnya Dzikrul Ghofilin. Pelaksanaan awrad Dzikrul Ghofilin bertujuan murni untuk akhirat dan buahnya adalah kepribadian tafakkur, tashakkur, dan tadhakkur. Awrad Dzikrul Ghofilin dan sejenis zikir lainnya berhubungan erat dengan hati. Hati dipengaruhi oleh akal dan hawa nafsu (shahwat-ghadab). Kepribadian tafakkur, tashakkur, tadhakkur akan diperoleh apabila hati-akal mampu menjinakkan shahwat dan ghadab (hawa nafsu). Hati, akal, shahwat dan ghadab dibahas secara rinci dalam ma‘rifat al-nafs Imam Al-Ghazali. Majlis Dzikrul Ghofilin kabupaten Jember juga menyelenggarakan fungsi Pendidikan Agama Islam bagi masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan penemuan tentang: 1). Proses lahirnya Dzikrul Ghofilin. 2). Pelaksanaan awrad Dzikrul Ghofilin perspektif ma‘rifat al-nafs Imam Al-Ghazali. 3). Majlis Dzikrul Ghofilin Kabupaten Jember: penyelenggaraan fungsi pendidikan agama islam bagi masyarakat perspektif ma‘rifat al-nafs Imam Al-Ghazali.

Penelitian ini menggunakan paradigma fenomenologi dengan pendekatan kualitatif, field research, deskriptif, dan studi kasus. Teknik pengumpulan data: wawancara, observasi, dan dokumen-tasi. Teknik analisis data: Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman. Keabsahan data: triangulasi sumber dan trian-gulasi metode.

Hasil Penelitian: 1). 18-12-1962 Gus Miek memulai dakwah-nya (awrad layliyyah). Pada 15-6-1972 KH. Achmad Siddiq menulis nama-nama wali (untuk dikirimi fatehah) sesuai dikte dari Gus Miek dan 14 bulan kemudian KH. Achmad Siddiq menerima ijazah al-fatehah dari Kiai Hamid Pasuruan. Pada malam rabu pon 25-9-1973 M. / 29 Sya'ban 1393 H. KH. Achmad Siddiq rundi-ngan bersama Gus Miek di Jember hingga pukul 3 dini hari dan menghasilkan rangkaian awrad yang diberi nama Dzikrul Ghofi-lin. Perjalanan dakwah layliyyah Gus Miek dan perjalanan spritual tawassul bilfatehah KH. Achmad Siddiq di bawah bimbingan Kiai Hamid sebagai guru spritualnya, bermuara pada lahirnya awrad Dzikrul Ghofilin. 2). Pelaksanaan awrad Dzikrul Ghofilin mampu mengobati penyakit hati, menguatkan hati dan akal dalam menji-nakkan shahwat dan emosi, dapat melahirkan karakter terpuji yang berakar pada penguasaan hati dan akal terhadap shahwat dan emosi, dapat menyempitkan jalan masuknya setan ke dalam hati. Awrad sebagai obat hati akan bekerja dengan maksimal jika hati dimakmurkan dengan gizi ketakwaan. Majlis Dzikrul Ghofilin ada lah jalur pendidikan agama islam non formal, yang tersebar hing ga ke kampung-kampung. Model pendidikan agama islam dalam majlis Dzikrul Ghofilin lebih menekankan pada pengamalan ajar-an agama islam. 3. Pendidikan agama islam dalam Majlis Dzikrul Ghofilin kabupaten Jember dilaksanakan dalam empat kesempat-an; prosesi ijazah, pengamalan Dzikrul Ghofilin secara pribadi, rutinitas majlis Dzikrul Ghofilin, dan sowan ke para Gus. Fungsi pendidikan agama Islam adalah mencetak manusia menjadi baik (al-hadits), memperoleh hidayah (QS. Al-An’am: 125), mendapat cahaya Allah (QS. Az-Zumar: 22), dan mensucikan hati (qawl Imam Al-Ghazali). Fungsi ini diselenggarakan dalam tiga tempat; uswah para penyusun dan penerus (menerangi hati), awrad Dzikrul Ghofilin (menyempitkan jalan setan, menyembuhkan penyakit hati), dan doktrin tata laksana (menguatkan fungsi akal sebagai penasehat hati, melemahkan hawa nafsu).

Actions (login required)

View Item