Perjalanan Sarung Tenun BHS Sebagai Simbol Prestise di Gresik Tahun 1993-2023

Safitri, Anik (2024) Perjalanan Sarung Tenun BHS Sebagai Simbol Prestise di Gresik Tahun 1993-2023. Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Anik Safitri 204104040017.pdf

Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK
Anik Safitri, 2024. “Perjalanan Sarung Tenun Bhs Sebagai Simbol Prestise Di Gresik Dari Tahun 1993-2023”
Sarung tenun di Gresik bukanlah hal yang asing, karena masyarakat Gresik sudah mengenal budaya “sarungan”, namun berbeda jika yang dipakai adalah sarung tenun BHS. Masyarakat akan menganggap bahwa jika seseorang menggunakan sarung tenun dengan merek BHS maka representasi terhadap seseorag tersebut adalah orang-orang yang prestisius, terhormat, berkelas dan lain sebagainya. Hal ini tidak ditunjukkan apabila seseorang memakai sarung merek lain dengan kualitas dan harga yang sama dengan sarung tenun BHS, tidak hanya nilai guna saja tetapi sarung tenun BHS juga memiliki nilai simbol, yang dapat menunjukkan identitas seseorang.
Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1.) Bagaimana perjalanan sarung tenun BHS sebagai simbol prestise di Gresik dari tahun 1993-20233?. 2) Bagaimana pandangan masyarakat Gresik mengenai sarung tenun BHS dari tahun 1993-2023?.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.) Untuk mengetahui perjalanan sarung tenun BHS menjadi sarung yang memiliki simbol prestise di Gresik dari tahun 1993-2023. 2.) Untuk mengetahui pandangan masyarakat Gresik mengenai sarung tenun BHS dari tahun 1993-2023.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi: 1. Heruistik (Penelususran sumber); 2. Kritik Sumber (Verifikasi sumber); 3. Interpretasi (Penafsiran fakta yang didapat); 4. Historiografi (Penulisan sejarah).
Berdasarkan hasil penelitian hal-hal yang menjadi pendorong sarung tenun BHS menjadi barang prestise adalah karena kualitas bahan baku bagus sehingga melahirkan harga yang premium, adanya pengkategorian kelas pada tahun 2017 menambah nilai ekslusif sarung, motif yang mengikuti keinginan pasar, serta pemilihan model iklan yakni para tokoh politik, agama membuat para pemimpin, tokoh politik dan agama di Gresik memilih menggunakan sarung tenun BHS dalam menghadiri acara-acara penting. Hal ini kemudian melahirkan pandangan yang berbeda pada masing-masing wilayah di Gresik, bagi masyarakat Gresik sarung tenun BHS adalah salah satu benda yang menunjukkan identitas seseorang yang berhubungan dengan ekonomi seseorang. Pandangan nilai prestise masyarakat perkotaan pada sarung semakin menonjol ketika adanya pengkategorian kelas, semakin tinggi kelas sarung maka semakin tinggi nilai prestisenya. Namun hal ini tidak terjadi di wilayah pedesaan, semua kelas sarung tenun BHS dianggap sebagai simbol prestise.
Kata Kunci: Sarung Tenun BHS, Nilai Prestise, Pandangan Masyarakat Gresik, Simbol

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 21 HISTORY AND ARCHAEOLOGY > 2102 Curatorial and Related Studies > 210202 Heritage and Cultural Conservation
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: ANIK SAFITRI
Date Deposited: 14 Jun 2024 08:09
Last Modified: 14 Jun 2024 08:09
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/33320

Actions (login required)

View Item View Item