KONSTRUKSI HADIS-HADIS NIKAH PADA PROGRAM BIMBINGAN REMAJA USIA SEKOLAH (BRUS) DALAM PENCEGAHAN PERNIKAHAN ANAK USIA DINI DI KUA SILO JEMBER (STUDI LIVING HADIS)

RIZQI ARDIYANSYAH, MUHAMMAD (2025) KONSTRUKSI HADIS-HADIS NIKAH PADA PROGRAM BIMBINGAN REMAJA USIA SEKOLAH (BRUS) DALAM PENCEGAHAN PERNIKAHAN ANAK USIA DINI DI KUA SILO JEMBER (STUDI LIVING HADIS). Undergraduate thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI ACHMAD SIDDIQ JEMBER.

Text MUHAMMAD RIZQI ARDIYANSYAH_204104020023.pdf Download (4MB)

Abstract

Tingginya angka pernikahan anak usia dini di Indonesia menjadi persoalan
yang serius karena berdampak pada pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup
generasi muda. Dalam Islam, pernikahan merupakan ibadah yang menuntut
kesiapan lahir dan batin. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah melalui
Kementerian Agama adalah pengembangan Program Bimbingan Remaja Usia
Sekolah (BRUS) di berbagai daerah, termasuk di KUA Silo Jember. Program ini
dirancang sebagai sarana edukatif untuk membekali remaja usia sekolah dengan
pemahaman keagamaan dan nilai-nilai kehidupan berkeluarga yang sejalan
dengan ajaran Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program
BRUS dan menganalisis bagaimana konstruksi hadis-hadis nikah diterapkan
dalam program tersebut guna mencegah pernikahan anak usia dini. Rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana program
Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di KUA Silo Jember dalam rangka
pencegahan pernikahan anak usia dini? 2) Bagaimana konstruksi hadis-hadis
tentang pernikahan pada program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di
KUA Silo Jember untuk mencegah pernikahan anak usia dini?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
metode studi lapangan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan model interaktif, serta diuji
validitasnya melalui teknik triangulasi sumber. Teori yang digunakan yaitu
konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, mengambil kajian studi
living hadis. Teori Peter memiliki tiga fase yaitu eksternalisasi, objektivikasi, dan
internalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) program BRUS tidak hanya
menyampaikan materi keagamaan secara normatif, tetapi juga menghidupkan
ajaran hadis-hadis tentang pernikahan dalam bentuk edukasi yang kontekstual. 2)
Hadis yang menganjurkan pernikahan bagi yang telah mampu, serta puasa bagi
yang belum siap, dijadikan dasar pembinaan karakter dan pendewasaan remaja.
Melalui pendekatan Living Hadis, nilai-nilai hadis diimplementasikan dalam
aktivitas sosial, pendidikan, dan keagamaan, sehingga relevan dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat setempat. Dengan demikian, program BRUS menjadi
media aktualisasi hadis yang hidup dan memberi dampak nyata dalam upaya
pencegahan pernikahan dini di lingkungan masyarakat.

Actions (login required)

View Item